Proses transformasi masyarakat ke dalam struktur sosio-ekonomi di mana industri mendominasi dikenal sebagai industrialisasi. Bersamaan dengan komponen teknologinya, seperti mekanisasi tenaga kerja dan ketergantungan pada bahan bakar fosil, industrialisasi membawa perubahan sosial yang signifikan. Orang-orang dari pedesaan pindah dalam jumlah besar ke daerah perkotaan, dan pabrik-pabrik baru serta kota-kota industri menjadi rumah baru bagi para pekerja.
Sektor perawatan kesehatan, yang meliputi rumah sakit, perusahaan farmasi, dan laboratorium medis, sangat penting untuk meningkatkan standar hidup masyarakat. Namun demikian, terlepas dari manfaat besar yang diberikan, sektor ini memiliki dampak buruk terhadap lingkungan. Penggunaan bahan kimia berbahaya, limbah medis, dan emisi karbon merupakan hambatan yang signifikan dalam menerapkan praktik perawatan kesehatan yang berkelanjutan. Jika tidak ditangani dengan baik, limbah medis seperti perban, jarum suntik yang dibuang, obat kadaluarsa, dan bahan kimia laboratorium dapat mencemari lingkungan. Teknologi modern seperti program daur ulang bahan medis dan insinerator yang ramah lingkungan dapat digunakan untuk menangani sampah secara efektif. Selain itu, karena penggunaan energi yang ekstensif, institusi perawatan kesehatan sering kali berkontribusi terhadap emisi karbon. Hal ini dapat diatasi dengan mengurangi jejak karbon melalui penggunaan sumber energi terbarukan seperti panel surya, teknologi hemat energi seperti lampu LED, dan logistik farmasi yang efisien.
Komponen utama dalam menjaga keselarasan antara manusia dan lingkungan adalah kesehatan lingkungan. Penggunaan obat yang aman, pengelolaan limbah farmasi, dan pendidikan publik mengenai dampak produk farmasi terhadap lingkungan, semuanya terkait langsung dengan kesehatan lingkungan dalam industri farmasi. Kesehatan lingkungan merupakan kondisi ideal di mana terdapat keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup.
Produksi farmasi juga perlu diarahkan pada prinsip green chemistry yang menggunakan bahan baku dan proses produksi yang lebih aman bagi lingkungan. Mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, menggantinya dengan alternatif ramah lingkungan, dan menerapkan kebijakan extended producer responsibility (EPR) menjadi langkah penting. Kesadaran masyarakat pun memegang peranan besar. Extend Producer Responsibility (EPR) adalah sistem pengelolaan sampah yang dapat diterapkan dengan berfokus pada produsen. Dampak lingkungan dapat dikurangi melalui edukasi melalui inisiatif pengelolaan obat yang tepat, seperti tidak membuang narkotika di saluran air. Selain itu, kemajuan teknologi yang mendorong keberlanjutan termasuk peralatan medis yang dapat digunakan kembali dan pengolahan air limbah yang menghilangkan residu obat.
Pemerintah, pemimpin bisnis, profesional kesehatan, dan masyarakat umum harus bekerja sama untuk menciptakan sektor kesehatan yang ramah lingkungan. Kita dapat membangun sistem kesehatan yang melindungi manusia dan lingkungan pada saat yang sama dengan menerapkan teknologi kontemporer, kebijakan yang baik, dan edukasi yang menyeluruh. Baik sekarang maupun di masa depan, ini adalah investasi yang bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H