“Buat apa kuliah? Sukses juga ga harus lewat kuliah”
“Untuk apa kuliah? Gelar tidak menjamin seserang dapat kerja”
Pada kenyataanya, fenomena yang memperlihatkan tidak sedikit dari mereka yang berhasil lulus dari perguruan tinggi tetapi masih diam di tempat alias ‘pengangguran’. Terlebih ditemukan pula orang yang menempuh pendidikan di bangku kuliah tidak lebih suskes dari orang yang tidak memutuskan kuliah. Bahkan di era yang serba modern, seseorang bisa mendapatkan pengetahuan lewat mana saja. Dengan demikian, harus diakui, hal tesebut turut menjadi alasan bagi mereka yang lebih memilih melanjutkan hidup sebagai pekerja (tidak kuliah).
Anggapan mengenai sukses tidak harus dengan kuliah memanglah benar. Namun, pembangunan mental mau belajar itu perlu di bangun. Bukan lagi pengetahuan yang menjadi tujuan utama kuliah. Kadang, apa yang dipelajari di kuliah tidak terlalu berpengaruh dalam kehidupan. Karena yang terpenting adalah nalar dan struktur berpikir, khususnya mampu bersikap dewasa dalam menyelesaikan masalah yang muncul di sekitar. Namun, tidak semua orang merasakan kasus kesuksesan tersebut. Hanya orang-orang tertentu yang pantang menyerah dan menjadikan dunia nyata sebagai sarana belajar saja yang akan sukses.
Kenapa sih harus kuliah? Apa agar ada gelar di belakang nama? Hakikatnya, poin penting dari kuliah itu sendiri sesuai tujuan pendidikan menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 yaitu “mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Jadi gelar di belakang nama itu bisa dianggap sebagai reward karena telah bersabar menempuh pendidikan yang tidak sebentar.
Kuliah bukan hanya duduk dan mendengarkan penjelasan dari dosen lalu mengerjakan tugas. Bukan itu saja, akumulasi pengetahuan peradaban manusia selama beribu tahun lamanya, bisa dipelajari dalam bangku kuliah. Dari kuliah, kita akan mendapati diri sebagai seseorang yang mampu menghargai pendapat orang lain dari sudut pandang atau latar belakang yang berbeda. Hal ini dapat membantu seseorang untuk mengembangkan kemampuan interpersonal yang lebih baik dan memperluas wawasannya mengenai dunia.
Kesuksesan hidup tidak dapat diukur hanya melalui uang atau jabatan, melalui pengalaman berkomunitas, relasi yang baik, dan dikelilingi oleh orang-orang ahli pun bisa menjadi jembatan menuju kesuksesan. Demikian yang akan mempengaruhi langkah seseorang. Dewasa ini, lingkungan memiliki peran penting dalam pembangunan karakter. Skill, kejujuran, cara berpikir yang berkualitas, itulah yang dibutuhkan di lapangan pekerjaan.
Sarjana memang bukanlah menjadi tujuan utama di bangku perkuliahan. Seseorang bisa berhasil tanpa kuliah. Namun, kuliah dapat menjelma sebagai “tiket” untuk meniti karir. Tidak semua orang dilahirkan dengan bakat bisnis atau pun lainnya, sehingga harus dipersiapkan melalui jalur pendidikan. Meskipun penuh liku dan melelahkan, tetapi untuk beralih menjadi versi terbaik harus melewati lembah yang curam, tidak selalu berjalan mulus disertai kebahagiaan. Selamat mengusahakan bagi para pejuang yang bertahan tidak untuk ‘gelar’ tapi ‘tumbuh dan mekar’.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H