Menjalankan program sekolah tidak terlepas dari pemanfaatan sumber daya yang menjadi asset penunjang keberhasilan pembelajaran di sekolah. Sumber daya atau aset yang dimiliki adalah kekuatan yang dimiliki sekolah untuk penunjang ketercapaian visi misi program.Â
Aset ini diupayakan agar program yang berjalan mengedepankan kepentingan peserta didik atau program yang berdampak pada murid. Program-program tersebut dijalankan secara berkelanjutan yang diselaraskan dengan kekuatan atau aset yang dimiliki sekolah.
Penyusunan program sekolah yang baik akan menyesuaikan dengan visi dan misi sekolah, hal ini bertujuan agar program dapat tersusun dan terencana dengan baik.Â
Program yang dilaksanakan sudah sewajarnya memiliki tahapan-tahapan yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, rencana tindak lanjut sebagai perbaikan. Perencanaan yang matang akan menetukan keberhasilan dan kesuksesan dari program tersebut.Â
Rencana sebagai langkah awal akan menuntun langkah-langkah selanjutnya yang mengarahkan terhadap pencapaian tujuan dan cita-cita yang ingin dicapai dari program tersebut. Program harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan patokan dalam melaksanakan program yang akan dijalankan.
Untuk mewujudkan program yang berdampak pada murid, SMA N 1 Ketanggungan dengan visi Membangun generasi yang berwawasan global maka salah satu program yang berkaitan dengan visi tersebut adalah pengembangan literasi. Aset sekolah yang dapat menunjang keberhasilan program ini terdiri dari modal sumber daya manusia, sosial, fisik atau sarana dan prasana.
Sebagai implementasi dari pemanfaatan tujuh aset yang menunjang pembelajaran, program sekolah yang dibuat harus mempunyai ketentuan menjadi panduan dalam menyusun rencana program tersebut. Salah satu panduan yang dapat digunakan adalah dengan menerapkan paradigma inkuiri apresiatif melalui tahapan BAGJA, manajemen risiko, dan MELR.
- Tahapan BAGJA
Tahapan BAGJA merupakan sebuah model yang digunakan untuk melakukan perubahan berbasis potensi atau kekuatan atau asset yang ada.Model BAGJA disusun untuk memastikan sebuah program berdampak pada murid atau tidak. Berikut 5 tahapan BAGJA atau 5D yang bisa menajdi pedoman penyusunan program berdampak pada murid: - Buat Pertanyaan, pada tahapan ini berisi pertanyaan utama untuk mentukan arah penelusuran
- Ambil pelajaran, berisi tahapan atau langkah untuk menuntun pengambilan pelajaran
- Gali mimpi, berisi tahapan menyusun mimpi atau narasi keadaan ideal
- Jabarkan Rencana, berisi tahapan identifikasi tindakan yang diperlukan untuk mewujudkan tujuan
- Atur eksekusi, merupakan tahapan untuk membantu transformasi rencana menjadi nyata, yang berisi langkah-langkah konkrit mewujudkan tujuan.
- 7 aset atau modal
Berbicara program pendidikan yang ada di sekolah, maka diperlukan pemetaan 7 aset atau sumber daya yang ada di sekolah.sebagai asset atau kekuatan untuk merencanakan program yang berdampak pada murid. Aset atau modal itulah yang menjadi kekuatan atau sumber daya sekolah. Pemetaan penting dilakukan untuk mengetahui mana asset atau sumberdaya yang paling potensial untuk dikembangkang, maupun mana modal yang selama ini kurang diberdayakan. Setelah pemetaan dilakukan, maka pengelolaan asset menajdi hal yang utama dilakukan, terutama pengelolaan asset yang berdampak pada murid. - Manajemen Resiko
Manajemen resiko adalah sebuah langkah awal yang yang dapat di lakukan untuk mengantisipasi segala yang kemungkinan besar yang dapat terjadi, termasuk juga dalam merencanakan dan melaksanakan program pendidikan.
Beberapa jenis resiko antara lain:
1) Resiko strategis, resiko yang berpengaruh terhadap kemampuan organisasi mencapai tujuan
2) Resiko operasional, resiko berhubungan dengan kelangsungan proses manajemen
3) Resiko Finansial, merupakan resiko yang mungkin akan berakibat pada berkurangnya aset
4) Resiko Pemenuhan, resiko yang berkaitan dengan kemampuan proses dan prosedur internal untuk memenuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Resiko Reputasi, yaitu resiko yang berdampak pada reputasi lembaga
Adabeberapa tahapan yang dilalui dalam melaksanakan manajemen resiko:
a. Identifikasi jenis resiko