Apa yang terbesit dalam pikiran jika mendengar kata 'Wanita'? Pasti tidak sedikit diantara kita yang memikirkan bahwa Wanita adalah sebuah kata yang mencerminkan sosok lemah lembut, baik dalam segi tingkah laku maupun bertutur kata. Jika kita mengingat perkataan orang tua di masa lampau, Wanita memang sejatinya dilahirkan untuk menjadi sosok yang seperti itu. Sehingga tak ayal, pada zaman dahulu, tertutama di masa kolonial para wanita sering kali diberi diskriminasi, bahkan dipandang sebelah mata dikarenakan ada hierarki yang tidak dapat diganggu gugat.
Tidak adanya kesetaraan gender membuat para Wanita menjadi serba salah, adanya kekangan di mana-mana, dan tidak adanya kebebasan dalam menuangkan ekspresinya. Hal inilah yang menyebabkan para Wanita tidak dapat melebarkan sayapnya. Hingga tibalah masa dimana R.A Kartini mulai menunjukkan kekuatannya. R.A Kartini, pelopor emansipasi Wanita, memulai perjuangannya untuk memperjuangkan persamaan derajat Wanita dan mendobrak ketidakadilan yang dihadapi. R.A Kartini menunjukkan bahwa Wanita memiliki daya untuk mengembangkan intelektual, gagasan, dan hak -- hak yang dimilikinya.
Perjuangan dari R.A Kartini tidak berhenti ketika beliau wafat, hal ini masih terus diperjuangkan dan selalu dijadikan pedoman hingga saat ini. Jika kita tilik lebih jauh, zaman sekarang sudah banyak Wanita yang mau menyuarakan aspirasinya dan sudah tidak takut lagi dengan adanya batasan bagi kaum Wanita. Seperti apa yang telah dikatakan oleh R.A Kartini "Jangan biarkan kegelapan kembali datang, jangan biarkan kaum Wanita kembali diperlakukan semena - mena" yang ditulis oleh Ahmad Nurcholis dalam bukunya yang berjudul "Celoteh R.A Kartini : 232 Ujarean Bijak Sang Pejuang Emansipasi".
Dari ujaran tersebut sangat jelas tertera bahwa kita sebagai kaum Wanita harus memperjuangklan apa yang menjadi hak kita, dan kita sebagai Wanita jangan mau ditindas maupun disepelekan. Apalagi kita hidup di zaman modern ini, semakin banyak beban dan tuntutan yang diberi. Kita, sebagai kaum Wanita harus mampu untuk berdikari atau berdiri di atas kaki sendiri. Artinya, kita harus bisa menjadi sosok Wanita yang mandiri, dan memperjuangkan hal yang menjadi keinginan kita.
Di masa modern, ini sudah banyak role model yang dapat kita jadikan inspirasi dalam melanjutkan jejak Kartini. Sudah banyak tokoh yang mau mendorong para Wanita untuk menyuarakan aspirasinya. Sudah banyak pula dukungan  yang timbul dari sesama Wanita untuk memperjuangkan mimpinya.
Kesetaraan gender juga sudah bukan menjadi sebuah masalah yang besar, dimana laki -- laki dan perempuan atau pria dan Wanita sudah dianggap setara. Dengan adanya kesetaraan gender, membuktikan bahwa Wanita juga memiliki kuasa, Wanita juga memiliki kemampuan seperti apa yang seharusnya. Sudah tidak banyak yang memandang sebelah mata seorang  Wanita, namun tak sedikit pula beberapa manusia berpikiran kolot menganggap Wanita memiliki derajat yang lebh rendah, dibawah seorang pria.
Namun, Wanita yang tangguh, Wanita yang memiliki pemikiran cerdas sudah tidak lagi berpikir pusing akan kata -- kata tersebut. Memilih untuk menutup telinga, dan terus berproses untuk mejadi versi yang lebih baik dari dirinya yang sebelumnya. Wanita yang cerdas akan terus berproses selangkah demi selangkah untuk menemukan jati diri dan dapat menemukan dirinya yang sebenarnya.
Di zaman ini, menjadi Wanita independen atau Wanita mandiri sangat diperlukan. Mengapa hal tersebut bisa sangat diperlukan? Karena akan mengajarkan kita, khususnya para Wanita agar tidak terbiasa menggantungkan hidupnya di atas hidup orang lain. Akan tetapi, tetap saja Wanita yang cerdas tidak akan menjadi seorang yang individualis, Wanita yang cerdas akan tetap memahami hakikat dirinya sebagai makhluk sosial.
Menjadi Wanita yang independen bukanlah perkara yang mudah, Â terdapat beberapa faktor yang turut menyertainya. Terkadang, ketika kita menjadi Wanita yang mandiri akan muncul padangan negatiff dari orang -- orang, terutama bagi orang -- orang yang belum memahami inti dari menjadi Wanita yang mandiri. Anggapan menjadi seorang Wanita yang teerlalu egois, tidak mau dibantu, dan terlihat seperti Wanita yang keras kepala, rasanya sudah menjadi makanan sehari -- hari. Memang terlihat seperti itu pada awalnya, karena proses menjadi Wanita yang mandiri dan berkualitas dimulai dari menentukan prioritasnya.
Menjadi Wanita yang independent dan berkualitas, tentunya kita juga harus mengubah beberapa aspek dari perilaku kita yang tidak sesuai. Terasa berat memang, namun pada akhirnya semua akan berjalan dengan baik -- baik saja.
Dibalik itu semua, menjadi Wanita independent adalah keputusan yang tepat, apalagi kita hidup dalam era modern seperti ini. Memiliki jiwa independen dalam diri merupakan salah satu bentuk kita dalam proses 'membranding diri'. Dalam hal ini kita dapat melihat sejauh mana kapasitas kita dan sejauh mana kita sudah berkembang. Menjadi Wanita modern juga akan membantu kita dalam meningkatkan kualitas diri, membantu untuk mengubah aspek dalam kehidupan kita.