Mohon tunggu...
Nuraini Mastura
Nuraini Mastura Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Suka baca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Membesarkan Anak Bilingual

7 September 2024   11:00 Diperbarui: 7 September 2024   19:42 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemarin saya sempat menghadiri acara bincang parenting bertema “Raising a Bilingual Child for Non-native English Speaker Parents” yang disampaikan oleh mbak Yoke Wulansari di Pustakalana. Menarik sekali temanya. Sayang sekali jika tidak saya catat secuplik rangkumannya. Semoga bermanfaat. Here it goes

Setiap keluarga pasti memiliki visi dalam membesarkan dan mendidik anak. Mendidik anak menjadi seorang bilingual harus menjadi keputusan kompak antarsuami istri, mesti dijalankan secara konsisten dan prosesnya jangka panjang. You (and the CHILD) will only reap the benefits in the long-run. Jadi jangan berharap instan.

Tapi sebelum beranjak lebih jauh, sebenarnya apa sih definisi bilingual itu sendiri? 

Definisi yang disampaikan seorang pakar bahasa (linguist) asal Amerika, Leonard Bloomfield, ini mungkin bisa cukup menjelaskannya:

“Bilingualism is a native-like control of two languages.”

BilingualKidspot.com
BilingualKidspot.com

Jadi, seorang anak dikatakan bilingual jika dia memiliki penguasaan dua bahasa dengan sama fasihnya. He could switch between mother-language (majority-language) and minority-language with ease. Bukan sekadar mengerti bahasa kedua secara pasif, namun bicara tergagap-gagap. 

Seorang bilingual memiliki kefasihan bahasa kedua sama seperti seorang “native-speaker”. Nah, itulah tantangan kita sebagai orangtua yang bukan penutur asli bahasa kedua. 

Saya bukan seorang anak bilingual, tapi mempunyai cita-cita membesarkan anak bilingual (bahkan trilingual—Indonesian, English, and of course, Sundanese). Apalagi setelah tahu banyaknya keuntungan yang dimiliki seorang anak yang dibesarkan secara blilingual, keinginan itu pun semakin mantap.

Saya hanya akan menuliskan segelintir saja manfaatnya (yang sungguh bejibun adanya). Di antaranya, keuntungan secara kultural dan komunikasi: kemampuan mengakses literasi dari “dua dunia” jelas akan memperluas wawasan dan memperkaya diri sang anak, mengembangkan kemampuan toleransi dan apresasi akan keragaman, membuka pintu-pintu kesempatan di bidang pendidikan dan pekerjaan secara global. Belum lagi keuntungan kognitifnya, seperti kreativitas, multi-tasking, sensitif akan komunikasi, fokus, fleksibel, dan terbiasa berpikir kompleks. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun