Mohon tunggu...
Nuraini Kabeakan
Nuraini Kabeakan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara, Prodi Tadris Bahasa Indonesia

Hobi saya membaca dan menonton, dengan cara itu saya dapat menambah wawasan dengan cara yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Senyum di balik Hujan

13 Januari 2025   12:45 Diperbarui: 13 Januari 2025   12:45 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

 Di suatu hari di desa yang asri turunlah hujan diselimuti kabut yang cukup tebal seolah ikut merasakan kesedihan yang melingkupi hati seorang gadis yang bernama Cecillia. Matanya menatap sendu ke langit yang dihiasi hujan. Tanpa disadari air matanya pun jatuh seakan membawa kenangan  yang tak bisa dilupakan. Cecillia mengingat masa kecilnya yang selalu bermain hujan bersama sahabatnya Sisil, berlari kesana kemari dengan penuh canda dan tawa dan kini mereka telah tumbuh dewasa dan hidup dengan hiruk pikuk dunia perkuliahan yang membuat mereka jarang bertemu.

Sejak memasuki SMA, Cecillia sudah merasakan tekanan yang berasal dari Ibunya. Ibunya selalu menuntut Cecillia untuk mengikuti kemauan Ibunya. Awalnya Cecillia mengikuti ekstrakurikuler paskibra di SMA nya, namun seiring berjalannya waktu Cecillia mendapatkan pembullyan dari kakak seniornya sehingga Celillia merasa tidak nyaman setiap latihan. Sepulang latihan, Cecillia menceritakan kejadian itu kepada Ibunya. " Bu, aku mau cerita" ucap Cecill, "Cerita apa?" saut Ibunya. "Aku mau berhenti mengikuti ekskul paskib" Ibunya pun terjekut kemudian berkata " Kenapa tiba-tiba? Apa alasannya? Kenapa berpikiran seperti itu Cecill?, "Aku selalu di bully seniorku Bu, dia selalu mempermalukanku di depan teman-temanku dan selalu mencari-cari kesalahanku, aku muak Bu" jawab Cecill lantang. Kemudian Ibunya dengan penuh kesadaran menjawab "Namanya juga paskib, seniormu seperti itu untuk melatih mentalmu Cecill" "Tidak Bu, seniorku bersikap seperti itu hanya kepadaku, dulu juga sewaktu Aku SMP dia juga seniorku di pramuka dan perlakuannya sama seperti sekarang Bu" ucap Cecill, "Baiklah jika memang begitu, Ibu akan memberikan 2 pilihan untukmu" jawab Ibunya. "Apa bu?" ucap Cecill. "Pilihan pertama kau tetap ikut paskib atau kau harus masuk kelas unggulan di sekolahmu, kau pilih yang mana?" dengan lantang Cecill menjawab "masuk kelas unggulan Bu".

Waktu berlalu begitu cepat, tibalah waktu ujian untuk masuk kelas unggulan. Cecill yang tidak mempersiapkan apapun untuk ujian itu, melangkah percaya diri menuju ruangan ujian, selama ujian berlangsung Cecill tidak mengharapkan mukjizat dari Tuhan agar bisa masuk ke kelas unggulan. Karena memang Cecill tidak mempunyai pilihan lain. Selang beberapa hari, pengumuman yang ditunggu-tunggu oleh Ibunya pun tiba. Semua orang berbondong-bondong untuk melihat pengumuman kecuali Cecill, dia memilih untuk melihat pengumuman itu setelah pulang sekolah. Ternyata Cecill berada pada urutan ke 10 dari 35 siswa, Cecill sangat terjekut melihatnya. Setelah itu dia pulang ke rumah lalu menghampiri Ibunya dan memberitahu bahwa dia lulus ujian kelas unggulan. Ibunya sangat terharu dan senang mendengarnya.

Keesokan harinya Cecill mulai mengikuti les sore yang merupakan hal wajib dari kelas unggulan. Hari-hari Cecill pun semakin sibuk, kini dia hanya menghabiskan waktunya untuk belajar dan belajar. Waktu demi waktu berjalan begitu cepat, hingga tiba lah Cecill dimasa akhir SMA nya, pada saat ini lah dia harus menentukan kemana akan melanjut. Karena Cecill masuk dalam kategori siswa eligible, iya pun memilih untuk melanjutkan pendidikannya ke salah satu Universitas terkenal di Indonesia yaitu UNPAD, iya berkeinginan untuk mengambil jurusan ekonomi Islam dan untuk pilihan kedua yaitu USU jurusan ekonomi pembangunan. Namun, sebelum itu Cecill harus memberitahukan hal itu kepada kedua orangtuanya.

Tibalah waktu yang tepat, Cecill pun memberitahukan bahwa ia masuk dalam kategori siswa elgible, kemudian kedua orangtuanya bertanya "Cecill mau melanjut ke Universitas apa dan jurusannya apa?", kemudian Cecill berkata "aku memilih 2 Universitas untuk melanjutkan pendidikanku, yang pertama UNPAD  jurusan ekonomi Islam dan yang kedua USU jurusan ekonomi pembangunan", " yang di UNPAD ganti aja jadi UNDIP ekonomi syariah, kalo kamu gamau pilihan satu dan dua harus 2" jawab Ibu. Mendengarkan itu Cecill merasa tidak setuju karena ia sangat ingin kuliah di UNPAD dan emang ingin tinggal jauh dari kedua orangtuanya, karena Cecill ingin belajar mandiri. Dengan segala cara Cecill membujuk Ibunya untuk mengizinkannya untuk memilih  UNPAD, akhirnya Ibunya pun mengizinkannya. Mulai dari kejadian itu hingga saat pendaftaran tiba, Cecill selalu solat tahajud agar ia diterima di UNPAD.

Pengumuman SNMPTN pun tiba, Cecill sangat gelisah dan berharap dirinya lulus diterima UNPAD dan itu akan menjadi kado ulang tahun teristimewa sepanjang hidupnya namun, kehendak Tuhan berkata lain. Cecill menangis tersedu-sedu melihat hasil pengumannya merah yang menandakan bahwa ia tidak lulus SNMPTN, setelah itu Cecill langsung mengurung dirinya didalam kamar, kemudian Ibunya membujuknya agar membuka pintu dan berkata" udah Cill, dari awal juga Ibu doain kamu masuk USU" sontak Cecill menjawab "kemaren Ibu bilang, Ibu setuju kalau aku milih UNPAD ternyata bohong" (tangisan Cecill makin menjadi-jadi). Kemudian Cecill berkata "di SBMPTN nanti aku mohon jangan gitu lagi Bu, ibaratkan kita naik angkutan umum tapi beda tujuan supirnya kan bingung, gitu juga Allah. Ibu pun berkata " iya Cill".

Cecill pun kembali bangkit, belajar setiap harinya dan tidak lupa solat tahajud dan berharap kali ini ia akan diterima di Universitas impiannya. Lagi-lagi hal yang sama terulang kembali dan permasalahannya juga masih sama. Pada saat itu Cecill sudah sangat merasa stress dan Cecill pun berlarut-larut dalam kesedihan selama seminggu lebih. Setelah itu, Cecill pun berkeinginan untuk mencoba di Universitas lain melalui jalur mandiri, tapi Ibunya selalu membatasi Cecill. Ibunya sangat ingin Cecill kuliah di Universitas yang masih berada di Sumatera Utara, sedangkan Cecill ingin kuliah di pulau Jawa. Hari-hari mereka bertengkar karena perbedaan pendapat dan kemauan ini, dan pada akhirnya Cecill di daftarkan di UINSU tanpa sepengetauannya. Jurusannya juga di pilihkan oleh Ibunya.

Beberapa hari kemudian, Kakak Cecill mengajak Cecill untuk membuat pas foto Cecill pun bingung kemudian bertanya "untuk apa kak?', kakaknya pun menjawab "keperluan kuliahmu" Cecill pun terkejut "ha? kuliah?, aku ga ngerasa daftar kuliah dimana-mana", "aku dan Ibu yang daftarin, udah ayok cepat" (sambil menarik tangan Cecill). Mereka pun pergi ke studio foto, sepulangnya dari studio foto mereka pun langsung menyelesaikan semua persyaratan pendaftaran dan keluar lah jadwal untuk Cecill. Cecill yang emang tidak ingin kuliah disana, ia tidak belajar sama sekali sama seperti ia mengikuti ujian masuk kelas unggulan sewaktu ia SMA, dan ia pun dinyatakan lulus di Prodi Tadris Bahasa Indonesia, Cecill pun menangis kemudian Ayah, Ibu, dan Kakaknya memeluk Cecill karena terharu, namun tidak dengan Cecill.

Disetiap harinya, Ayah, Ibu, dan Kakaknya selalu membujuk Cecill agar mau kuliah disana, Cecill pun meng iyakan lalu meminta agar mencari kost karena perkuliahan sebentar lagi akan masuk. Lalu Ibunya berkata "tinggal di asrama aja ya Cill". "masa di asrama Bu, aku gamau". Namun Ibunya tidak menghiraukan permintaan Cecill lalu mendaftarkan Cecill di asrama. Hari-hari Cecill pun mulai terasa berat karena dibebani tugas kampus dan kegiatan asrama, apalagi sebelumnya Cecill tidak pernah mondok. Satu semester berjalan begitu cepat, Cecill pun meminta kepada Ibunya agar semester 2 ia pindah dari asrama, namun Ibunya tidak menyetujui permintaan Cecill, begitu lah sampai Cecill semester 5, di setiap libur semester ia selalu memohon agar pindah dari asrama karena memang ia tidak sanggup dengan banyaknya kegiatan di asrama, di tambah lagi semester depan Cecill akan magang 2. Namun Ibunya selalu menolak, walaupun melihat Cecill menangis setiap kali ingin pindah dari asrama. Ibunya selalu berkata "tahan aja, tinggal setahun lagi kok". "setahun juga lama Bu" jawab Cecill dengan suara tersedu-sedu.

Dan pada suatu hari Ibunya mendekati Cecill lalu bertanya "emangnya kalo ngekost, kamu udah tau mau ngekost dimana?" cecil menjawab "Ibu nanya kayak gini, berarti Ibu ngizinin aku nge kost?. "ya, kalau kostnya ada" balas Ibu. "ada Bu, kostnya juga dekat dengan kampusku" jawab Cecill (sambil menunjukkan video kost yang dimaksudnya). Mereka pun akhirnya berdiskusi. Keesokan harinya Cecill bertanya kepada Ibunya "kapan kita survei kostnya Bu?". "Ibunya pun menjawab kost apanya Cill?". "loh, kost yang kemarin Bu yang Cecill tujukin videonya" jawab Cecill. Kemudian Ibunya diam seolah tidak terjadi apa-apa.

 Ayah dan Ibunya sudah pergi ke rumah teman dekatnya Cecill, mereka meminta tolong agar membujuk Cecill untuk tidak ngekost. Kemudian teman Cecill pun menanyakan kepada Cecill melalui Whatsapp "Cill, kamu jadi ngekost ga?" jawab Cecill "jadi ra, kenapa? kamu di bolehin juga ga?". "ga Cill, aku ga dibolehin, tapi aku mau ngasitau sesuatu sama kamu" ujar Rara, "apa tuh Ra?". "Tadi Ayah sama Ibu kamu minta tolong untuk bujuk kamu supaya kamu ga ngekost". "oh gitu ya Ra, makasih ya". (wahh ini bisa jadi senjata nih dalam benak Cecill).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun