Mohon tunggu...
Nuraini Kabeakan
Nuraini Kabeakan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Islam Sumatera Utara, Prodi Tadris Bahasa Indonesia

Hobi saya membaca dan menonton, dengan cara itu saya dapat menambah wawasan dengan cara yang menyenangkan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dialek yang Terlupakan

23 November 2024   12:48 Diperbarui: 23 November 2024   12:54 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Saudara-saudara sekalian, hari ini kita berkumpul di sini untuk merayakan hasil kerja keras kita. Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering berbicara dengan cara yang berbeda. Tapi, saya percaya, meskipun dialek kita berbeda-beda, hati kita tetap satu."Suasana menjadi hening sejenak, lalu beberapa orang mulai tersenyum. Mereka mulai bertepuk tangan dengan riang.

Apa yang sebelumnya dianggap sebagai pemisah, kini menjadi jembatan yang menghubungkan hati mereka.Sigit melanjutkan, "Jangan pernah merasa malu dengan dialek kita, karena setiap kata yang kita ucapkan membawa cerita, membawa kenangan, dan yang terpenting, membawa kita lebih dekat."Orang-orang mulai berbicara dengan dialek mereka masing-masing, namun kini ada saling pengertian dan rasa hormat di antara mereka. Tidak ada lagi jurang antara yang halus dan yang kasar, semuanya menjadi satu dalam keberagaman yang indah.Malam itu, Sigit merasa bangga. Ia tidak hanya belajar tentang dialek yang berbeda, tetapi juga tentang arti persatuan dalam keragaman. Dialek bukan hanya cara berbicara, tetapi juga cara untuk mengungkapkan siapa kita, dari mana kita berasal, dan apa yang kita rasakan, dan dari malam itu, di desa kecil di kaki gunung itu, orang-orang mulai saling belajar, tidak hanya tentang bahasa, tetapi juga tentang hidup bersama dalam damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun