Salah satu kebijakan umum pembangunan pendidikan di Indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan pendidikan biasanya dimulai dari kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti pendidikan yang mempengaruhi komponen lainnya. Kesalahan dari pengembangan kurikulum berdampak pada komponen pendidikan lainnya. Oleh karena itu dalam pengembangan kurikulum perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang terkait.
Perubahan kurikulum dalam sistem pendidikan kita adalah sebuah keniscayaan. Kalau tidak berubah, berarti kita semakin tertinggal. Kalau sekolah kita tidak mengajarkan pemanfaatan komputer sebagai alat belajar dan internet sebagai salah satu sumber belajar, sekolah kita akan jauh tertinggal di belakang. Kita hanya menghasilkan lulusan-lulusan yang tidak dapat kompatibel dengan kebutuhan dunia baru yang mensyaratkan kemampuan memanfaatkan internet sebagai mediadalam membantu segala urusan dunia modern. Itu artinya kita hanya akan melulusakn siswa dengan kualitas “ dunia Agraris “ belaka. Sungguh ironis.
Itu sebetulnya sudah dipahami oleh semua pihak. Untuk bisa menghasilkan siswa-siswa yang siap berkompetinsi dalam dunia modern, mereka mesti didik oleh para guru yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang memadai dengan kebutuhan masa depan tersebut. Masalahnya, apakah para guru kita mampu untuk diajak terus menerus berlari mengejar perkembangan zaman dan teknologi.
Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pembelajaran yang dilaksanakan . Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan yang seksamadalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanyadan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Hal ini menuntut perubahan – perubahan dalam pengorganisasian kelas, penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses belajar mengajar, bertindak sebagai selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran yang baik dan meningkatkan kemampuan siswanya untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai.
Untuk memenuhi hal tersebut guru dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga ia mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam belajar.
Karena itu, para guru haruslah melakukan perubahan yang mendasar dan revolusioner dalam menjalankan proses belajar mengajarnya. Sekali para guru melakukan perubahan dalam dirinya , roda perubahan akan bergerak dengan sendirinya. Justru gurulah yang mampu menggerakan bangsa ini, apalagi kalau hanya menggerakan dirinya sendiri. Gurulah yang harus menyelesaikan masalah pendidikan dan bukan para birokrat di pemerintahan.
Guru harus melakukan emigrasi dari sistem pembelajaran tradisional ke sistem pembelajaran berbasis IT.  Untuk itu, para guru diberi pelatihan untuk belajar dan belajar dalam rangka meningkatkan kemampuannya di bidang IT. Bagi guru IT haruslah menjadi jendela untuk melihat dunia luar, alat yang bisa diprogram untuk menjelajah dunia secara maya, dan membuat pemecahan masalah dengan menggunakan potensikreatif dan imajinatif para guru sendiri.
IT dapat mengubah total metode pembelajaran guru menjadi jauh lebih baik, lebih efektif, lebih modern, dan lebih mudah. Sebuah lompatan besar dalam dunia pendidikan . Apa keuntungan guru jika mereka beremigrasi dari pola belajar mengajaryang tradisionalke pola pembelajaran yang berbasis teknologi Informasi ? ada beberapa keuntungan yaitu:         Â
pertama pembelajaran akan lebih menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dari gurunya.
Kedua , pembelajaran akan lebih kontekstual dan bermakna. Guru dan siswa akan akan saling belajar pada materi-materi yang memiliki hubungan pada dunia yang nyata.