Isolophilia juga meningkatkan kemandirian dan memberdayakan kita sendiri untuk menjadi individu yang mandiri. Â Teringat saya pada suatu percakapan saya dengan suami, dimana dewasa ini manusia seringkali fokus kepada hal-hal atribusi atau hal-hal yang berasal dari luar dirinya. Misalnya seperti jabatan, harta, pertemanan, dan penilaian dari orang lain. Contohnya saja di sosial media, kita banyak memamerkan outfit kita mulai dari head to toe, mulai dari tas hingga jam tangan. Tak hanya itu yang tak kalah banyak disukai adalah memamerkan makanan apa yang kita makan bahkan kendaraan yang kita naiki. Hal-hal seperti itu sebetulnya tidak lain dan tidak bukan tujuannya untuk mendapatkan likes atau pengakuan dari orang lain bahwa kita merupakan orang yang oke atau orang yang keren.
Suami pun bertanya: Mengapa manusia sekarang lebih berfokus pada hal-hal yang berasal dari luar dirinya dan bukan fokus pada Inner dirinya sendiri?
Saya menjawab: Apa manfaatnya kalau hanya fokus pada inner diri sendiri?
Suami menjawab: Jika kita fokus untuk memperbaiki inner kita sendiri, kita akan bisa menyelematkan diri dan beradaptasi apapun keadaan dan situasinya.
Hmmmm menarik. Isolohplia sebetulnya bisa untuk melatih untuk memperkuat inner kita, seberapa kuat kita bisa bertahan dan berjuang sendirian tanpa atribusi tanpa bantuan dari yang lain.
Isolophilia dewasa ini bisa dijadikan pilhan cara untuk bisa lebih kuat dan bahagia, karena bahagia datanya bukan dari orang lain tapi dari diri sendiri.
" Orang hebat akan selalu ditemukan sendirian. Orang lemah akan selalu ditemukan dalam keramaian."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H