Mohon tunggu...
Nuraini Amarsa
Nuraini Amarsa Mohon Tunggu... Human Resources - HR and Labor Specialist

Pegiat Jalan Kaki, Rock N Roll mom, 80s enthusiast, beach junkie

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lah Lu Sih Mending, Lah Guee .....

26 Mei 2023   09:16 Diperbarui: 26 Mei 2023   09:27 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Sering terjadi ketika kita berkeluh kesah dengan orang lain jawaban seperti judul diatas malah muncul dari orang tersebut. Maksud hati berkeluh kesah dan mencoba mencari solusi dari permasalahan yang ada, malah mendapat keluhan dari orang lain. Gimana rasanya? Hahaha pasti gaenak yaa. Kurang lebih yang sering terjadi seperti ini…

Anjeli merupakan karyawan dari sebuah perusahaan periklanan mendatangi temannya untuk bercerita

“ Eh gaes, kemarin gue baru aja dipanggil boss, katanya cuti gue ditolak karena akhir bulan.”

Ga lama temennya yang bernama Rahul nyeletuk

“ Ah elaaah lu mending, lah gue kemaren malah dimarahin boss gara-gara klien minta maju jadwal. Nih yee kemaren kan dah sepakat tanggal 20 eh dia minta jadi tanggal 10, kan bukan salah gue yaa, eh si boss malah marah-marah gajelas. Amsyooong banget elah”

Biasanya sih yang sering terjadi lanjutannya kurang lebihnya gini
“ Yaudah sabar bro “

Alih-alih ingin mendapat support malah kita yang support orang tersebut.

Gimana kesel ga kalau kaya gitu? Kesel yaa hahaha

Kurang lebihnya itu fenomena yang sering terjadi, tak ayal saat ini mental health menjadi issue popular di banyak kalangan. Permintaan konseling psikologi pun meningkat bahkan dengan adanya Undang-Undang PLP yang baru seperinya menjawab untuk permintaan akan kebutuhan psikolog yang meningkat. Orang-orang tidak merasa trust dengan orang-orang sekitar dan mencari pertolongan dengan dan support di luar lingkungannya misalnya dengan psikolog atau dengan pemuka agama.

Di masa sekarang terlebih masa setelah pandemi, semua lini terlihat untuk bergerak seperti mengejar ketertinggalan saat pandemi. Tekanan tentu saja dirasakan lebih besar dari masa-masa sebelumnya. Banyak orang merasa bahwa dirinya ini yang paling menderita dan paling stress diantara yang lain. Seakan-akan dialah orang yang harus dan paling duluan dibantu, padahal belum tentu. Hal ini sebetulnya sangat saya sayangkan dimana manusia saat ini begitu egois dan minim empati. Melalui tulisan ini saya mengajak pembaca untuk bisa berempati dengan orang-orang sekitarnya.

Apa sih sebenarnya empati? Empati itu ya bahasa singkatanya mencoba merasakan, berpikir dengan menggunakan sudut pandang orang lain (orang yang akan dibantu). Lalu apa bedanya dengan simpati? Simpati adalah mencoba merasakan dan berpikir tentang peristiwa yang dihadapi orang lain tapi menggunakan sudut pandang kita. Hah gimana maksudnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun