Mohon tunggu...
Nuraini Ahwan
Nuraini Ahwan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya Nuraini, saat ini saya guru di SDN 1 Dasan Tereng. Menjelajah dunia maya terutama menulis menjadi hobi belakangan ini. Dengan menulis banyak sahabat yang saya miliki dari hobi saya menulis. Saling berkunjung dan membaca tulisan teman menjadi bahan memperkaya ide saya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Lato-Lato Merambah Dunia Persekolahan

26 Maret 2023   21:35 Diperbarui: 26 Maret 2023   22:06 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Siapa yang tidak  senang bermain? Tentu semua orang senang bermain. Siapa yang tidak suka dengan mainan? Tentu semua orang akan suka dengan mainan. Apalagi mainan itu merupakan mainan yang sangat disukainya atau mainan itu merupakan mainan yang sedang membumi pada masa itu. Apalagi jika mainan itu merupakan mainan yang sedang digandrungi oleh banyak orang. Seperti lato-lato yang sedang naik daun saat ini.
Kalangan orang tua, remaja bahkan anak yang baru melek, ingin mencoba memainkan lato-lato.

Lato-lato merupakan sebuah mainan berupa 2 bola bundar, terbuat dari bahan plastik padat. Mempunyai bagian di atasnya yang dibuatkan lubang kecil sebagai tempat tali.  Pada masing-masing bola lato-lato dipasangkan tali dan disatukan diujungnya dengan sebuah lingkaran plastik. Panjang tali tegantung kesukaan, bisa 15 cm, bisa lebih panjang dan bisa kurang.

Cara memainkan lato-lato adalah dengan mengayunkan  atau menggerakkam agar bola lato-lato yang satu berbenturan dengan bola yang satunya lagi. Benturan ini menimbulkan suara yang indah jika sudah bisa memainkannya. Bisa juga membuat bising jika tidak bersahabat dengan suara yang ditimbulkan lato-lato ini.

Permainan ini butuh latihan, butuh konsentrasi, butuh kesabaran dan butuh tenaga untuk memainkannya. Di samping itu, memaikan lato-lato juga butuh kehati-hatian karena bisa menimbulkan lebam di pergelangan tangan dan luka di bagian telunjuk. (Pengalaman dari anak sendiri)

Maraknya permainan lato-lato ini merambah dunia persekolahan. Siswa laki-laki maupun perempuan mengandrungi permainan ini. Dari testimoni saya dengan beberapa orang siswa dan tanya jawab dengan seluruh siswa, mereka mengatakan senang dengan permainan ini.

Siswa di sekolah yang masih tergolong anak-anak tentu kental dengan dunia anak-anak. Masih senang bermain, masih senang mainan, masih fanatisme kelompoknya, masih ingin memiliki mainan yang sama dengan mainan temannya. Masih senang mencoba dengan hal-hal yang baru termasuk mainan lato-lato. Walaupun lato-lato bukanlah permainan baru, namun mainan ini baru muncul kembali. Entah siapa yang memunculkannya kembali dan dari mana yang memulai. Wallahissawab. ...

Lalu bagaimana menyikapi lato-lato yang hadir di sekolah?
Saya berpikir  bahwa kehadiran lato-lato di sekolah mengharuskan kita mengambil sikap yang bijaksana. Artinya berpikir tentang dunia anak-anak san berpikir pula tentang dunia belajar mereka. Ini artinya dunja anak-anak dan dunia belajar berjalan berdampingan.
Bagaimana ini bisa terlaksana?
Perlunya membuat kesepakatan antara sekolah, siswa dan guru sehingga siswa senang, pembelajaran tidak terganggu dan lato-lato aman (tidak disita guru)

Cara membuat dan menentukan kesepakatan bisa sebagai berikut.
1. Mengumpulkam guru dan siswa dipandu kepala.sekolah.
2. Menunjuk beberapa orang untuk dimintai testimoni tentang permainan lato-lato
3. Bertanya pada keseluruhan siswa.
4. Membuat kesepakatan.
5. Tinjau dan evaluasi kesepakatan secara terus meneru

Bentuk kesepakatan dan sanksi;
1. Tidak memainkan lato-lato dalam kelas ( jika ragu bisa lato-lato dikumpulkan dalam kelas dan diserahkan kembali saat pulang)
2. Memainkan lato-lato di luar kelas pada saat keluar bermain di tempat yang sudah ditentukan.
3. Pada saat keluar bermain, tidak mainkan lato-lato di depan kelas, apalagi jika masih ada kelas.lain yang belum keluar bermain.
4. Jika ditemukan ada siswa yang memainkan lato-lato dalam kelas atau saat belajat, maka lato-lato yang bersangkutan diambil pihak sekolah dam tidak dikembalikan pada yang bersangkutan.

Kesepakatan ini rupanya memerlukan kerja keras guru untuk melaksanakan. Mengapa?
Permainan lato-lato ini seperti orang baru sembuh yang sedang kuat-kuatnya makan. Dalam istilahnya masih kemaruk..Demikian juga dengan siswa yang main lato-lato. Apalagi yang baru bisa, tangannya seperti gatal ingin terus menyentuh lato-latonya.

Maraknya permainan lato-lato memberi pengaruh besar terhadap anak -anak termasuk merambah dunia anak di persekokahan. Hal ini membutuhkan komitmen dan kesepakatan kepala sekolah, guru dan siswa agar permainan yang menyenangkan ini tidak berbahaya bagi anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun