Pembangunan infrastruktur yang berkualitas merupakan salah satu indikator penting dalam pembangunan suatu negara. Salah satunya ialah Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) telah menjadi topik yang hangat diperbincangkan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Proyek ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas antara dua kota metropolitan ini dan mempercepat pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.  Namun, dampak pembangunan ini harus dianalisis secara menyeluruh untuk memastikan bahwa kepentingan umum benar-benar terpenuhi.
Pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung dimulai pada 21 Januari 2016, saat Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama proyek tersebut. Proyek tersebut diberikan kepada konsorsium Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang terpilih untuk membangun proyek kereta cepat pertama di Indonesia dengan perkiraan biaya US$5,5 miliar. Proyek tahap pertama ini akan menghubungkan Jakarta dan Bandung yang dinamakan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB).Â
Proyek ini awalnya dijadwalkan selesai pada akhir 2018, namun sempat tertunda beberapa kali. Kabar terkini, KCJB ditargetkan oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mulai beroperasi secara komersial pada 1 Oktober 2023 . Namun tanggal operasional ini akan berubah lantaran Kemenhub harus melihat kesiapan KCJB sebelum dioperasikan.Â
Pembangunan KCJB ini secara langsung sangat berkaitan dengan asas kepentingan umum. Kereta Cepat ini diharapkan dapat meningkatkan mobilitas masyarakat, baik untuk keperluan bisnis maupun pariwisata. Dengan adanya kereta cepat, waktu tempuh yang semula berjam-jam dapat dipersingkat menjadi kurang dari satu jam. Hal ini akan membantu masyarakat dalam menghemat waktu dan biaya perjalanan.
Selain itu, kereta cepat juga diharapkan dapat mengurangi kemacetan di jalan raya. Penggunaan transportasi massal yang efisien dapat mengurangi jumlah kendaraan pribadi yang beredar di jalan dan dengan demikian mengurangi kemacetan. Dengan mengurangi kemacetan, waktu tempuh masyarakat akan semakin cepat dan produktivitas mereka dapat meningkat.
Adapun Dampak Positif Pembangunan KCJB ini, yaitu :
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan kereta cepat dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Jakarta-Bandung. Dengan meningkatnya aksesibilitas, wilayah ini akan menjadi destinasi investasi yang menarik bagi perusahaan-perusahaan lokal maupun internasional. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan akan menciptakan peluang kerja baru dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut penuturan Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) yaitu Bambang Prihartono mengemukakan bahwa kereta berkecepatan tinggi ini diharapkan dapat mengurangi biaya logistik sebesar 6,8% pada tahun 2019.
b. Peningkatan Pariwisata
Dengan adanya kereta cepat, wisatawan dapat dengan mudah mengunjungi tempat-tempat wisata di Jakarta dan Bandung dalam waktu yang lebih singkat. Hal ini akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara dan mendukung perkembangan industri pariwisata di kedua kota ini.