Jamur Tiram merupakan salah satu sayur yang mudah di tanam atau budidaya. Salah satu wirausaha jamur tiram di Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan adalah Nur Hasanah. Nur Hasanah merupakan seorang mahasiswa sekaligus wirausaha jamur. NH menjadi wirausaha jamur sejak 2020 lalu.Â
Berawal dari kenalan kakak lelaki nya yang menjual baglog jamur. Baglog adalah media tanam jamur yang terdiri dari serbuk gergaji, kapur, bekatul yang dibungkus dengan plastik bening tahan panas yang berbentuk silinder dan ujungnya diberi lubang sebagai tempat pertumbuhan bibit jamur.
Melihat tawaran yang diberikan oleh teman kakak laki-laki nya, NH akhirnya memutuskan untuk menjadi wirausaha jamur. Selain itu, NH melihat bahwa peluang yang ada cukup besar karena wirausaha jamur di wilayah sekitarnya masih sangat sedikit.Â
Sebelum membuka usaha, NH meminta pendapat kepada keluarga terdekatnya untuk menjadi wirausaha jamur.
Kesepakatan yang dirundingkan dengan keluarga nya yaitu terkait dengan lahan yang akan digunakan untuk merawat jamur. Karena sebelumnya NH masih belum punya lahan, jadi pihak keluarga memutuskan untuk menggunakan lahan kosong yang ada di pinggir rumahnya.
Menjelang beberapa bulan, NH membuka usaha jamur. Modal yang dibutuhkan untuk membuka usaha jamur yaitu sebesar 200 ribu rupiah. Modal sebesar 200 ribu rupiah ini digunakan untuk membeli baglog. Awalnya, NH membuka usaha jamur hanya iseng dan ingin tahu saja terkait lahan dan cuaca yang ada di wilayahnya cocok atau tidak untuk merawat jamur.
Setelah mencoba, ternyata lahan dan cuaca yang ada di wilayahnya cocok untuk merawat jamur. Untuk meminimalisir pengeluaran, dalam pembuatan rak NH memanfaatkan barang-barang di sekitarnya. Rak yang digunakan untuk tempat baglog menggunakan kayu yang diperoleh dari sekitar rumahnya. NH memberikan penjelasan bahwa modal merupakan salah satu tantangan terbesarnya selama menjadi wirausaha jamur.
Proses perkembangan dan perawatan baglog
NH membeli baglog selama empat bulan sekali ke supplier. Setelah mendapatkan
baglog dari supplier, baglog disimpan selama dua sampai tiga minggu sampai warna baglog
berubah menjadi putih. Baglog yang baru didapat dari supplier berwarna coklat. Penyimpanan
baglog diletakkan di teras terlebih dahulu sebelum di letakkan di rak jamur. Setelah dua sampai
tiga minggu, baglog lalu dipindahkan ke rak jamur. Perawatan baglog yaitu dengan
menyemprotkan atau menyiram air ke baglog selama dua kali setiap hari, setiap pagi dan sore
hari. Penyemprotan jamur menggunakan air. Dulu NH menggunakan air dan micin untuk
menyiram baglog. Hal tersebut bertujuan agar mempercepat pertumbuhan jamur. Namun, efek
samping jika menggunakan micin adalah pertumbuhan jamur cenderung kecil dan cepat layu.
Hal tersebut sebagai akibat dari komposisi air dan micin yang digunakan untuk menyiram
jamur tidak seimbang dan salah takaran. Setelah disiram dan disemprot air, jamur akan tumbuh
setelah tiga sampai tujuh hari setelah penyiraman. Tempat yang digunakan untuk merawat
jamur harus tempat yang lembab, dan tidak harus terkena sinar matahari. Perkembangan
pertumbuhan jamur dimulai dari benih kecil, jamur sedang, dan jamur yang siap dipanen.
Perbedaan baglog yang bagus dan tidak bagus
Baglog yang bagus adalah baglog yang berwarna putih secara keseluruhan. Sedangkan
baglog yang tidak bagus adalah baglog yang tumbuh bercak kuning di beberapa bagian. Hal
tersebut menjadi salah satu akibat dari hama yang hinggap di jamur tersebut. Baglog yang sama
sekali tidak bisa digunakan adalah baglog yang berwarna kuning secara keseluruhan dan
baglog yang sudah kering dan mengkerut. Selain baglog bagus dan tidak bagus, ada baglog
yang tidak dapat digunakan sama sekali. Baglog yang sudah tidak bisa digunakan sama sekali
adalah baglog yang berwarna coklat di seluruh bagiannya dan kadar air yang berada di baglog
tersebut sudah tidak ada, atau bisa dikatakan baglog tersebut sudah kering dan menggumpal.
Pengendalian Hama
Pengendalian hama merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengkondisikan media
penanaman dari organisme pengganggu atau hama yang bertujuan untuk menghindari
kegagalan panen yang diakibatkan oleh serangga, hama, dan penyakit lain. Hama yang sering
menyerang jamur adalah tikus. Pengendalian hama tikus dilakukan dengan menggunakan seng
sebagai pembatas bangunan kumbung agar tikus tidak bisa naik ke baglog. Selain
menggunakan seng, untuk mengendalikan hama tikus juga menggunakan lem tikus. Selain
tikus, hama yang ada pada baglog jamur adalah nyamuk dan serangga kecil lainnya. Cara
pengendalian hama tersebut yaitu dengan menjaga kebersihan ruangan tempat penanaman
jamur dan sering mengecek kubung ketika malam hari.
Analisis usaha jamur dengan Teori Moral James Scott
Teori Moral Ekonomi merupakan teori yang dicetuskan oleh James Scott. Berdasarkan
pandangan Scott, moral ekonomi masyarakat yang tinggal di garis subsistensi mengutamakan
konsep first safety atau mengutamakan keselamatan (Panji Asrywan, 2020:3). Hal tersebut
terjadi karena para pelaku ekonomi enggan beresiko dan "cari aman". Dalam teori ini
terkandung norma resiprositas, yang artinya ada rasa "sungkan|" dan mengutamakan kelayakan
sehingga minim terjadinya konflik. Jika dikaitkan dengan usaha jamur tiram di Kecamatan
Nguling milik NH, NH sebagai wirausaha jamur sudah menetapkan teori moral James Scott
ini. Hal tersebut tergambar dalam relasi antara NH dengan wirausaha lain. Ketika NH
kehabisan stok jamur, maka tanpa sungkan NH akan merekomendasikan kepada wirausaha
lain. Selain itu, jika ada keluarga yang membeli jamur kepada NH, NH tidak takut dan
sungkan memberikan potongan harga kepada keluarga nya tersebut. Jika keluarga jauh nya
berkunjung ke rumah NH, maka NH akan memberikan jamur nya secara gratis. Hal tersebut
sesuai dengan pendekatan teori moral karena adanya rasa "sungkan". Tujuan NH memberikan
potongan harga jamur nya ke keluarga nya adalah untuk menjaga solidaritas antar kerabat.
Pepatah Jawa mengatakan, "Tuno Satak Bathi Sanak" (rugi sedikit tidak apa-apa, yang penting
silaturahmi antar keluarga tetap berjalan).