Mohon tunggu...
Nur Aida Oktaviana
Nur Aida Oktaviana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Second Account Instagram: Tempat Bebas Berekspresi dan Lebih Pede

12 Juni 2024   06:05 Diperbarui: 12 Juni 2024   06:41 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di era digital ini, media sosial telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari kita. Salah satunya adalah platform Instagram, sebagai salah satu platform paling populer, memungkinkan penggunanya untuk berbagi momen hidup dalam bentuk foto dan video. Tetapi, menariknya, banyak pengguna yang memiliki dua akun Instagram: akun utama dan akun kedua, yang sering disebut sebagai "second account". Hal ini menunjukkan bahwa pengguna cenderung lebih aktif dan percaya diri di second account mereka. Kok bisa?

Hal ini dikarenakan pertama, second account biasanya bersifat lebih pribadi. Akun ini sering kali hanya diikuti oleh teman-teman dekat atau orang-orang yang benar-benar dipercaya oleh pemilik akun. Dengan pengikut yang lebih terbatas dan sudah akrab tentunya, pengguna merasa lebih bebas untuk berekspresi tanpa takut dihakimi. Mereka tidak perlu khawatir tentang penilaian dari orang-orang yang kurang dikenal atau tekanan untuk mempertahankan citra tertentu. Hal ini memungkinkan mereka untuk berbagi konten yang lebih spontan dan apa adanya, termasuk momen-momen keseharian yang mungkin dianggap kurang sempurna untuk akun utama.


Selain itu, second account sering kali menjadi tempat untuk bereksperimen dengan berbagai jenis konten. Di akun utama, pengguna mungkin merasa perlu untuk memposting foto yang diedit dengan hati-hati agar sesuai dengan standar estetika tertentu. Sebaliknya, di second account, mereka bisa lebih kreatif dan mencoba hal-hal baru tanpa beban. Seperti, mereka bisa memposting gambar yang lebih "apa adanya," video lucu, meme, atau bahkan curhat tentang perasaan dan pikiran mereka. Kebebasan ini memberikan ruang tersendiri bagi pengguna untuk menunjukkan sisi lain dari diri mereka yang mungkin tidak terlihat di akun utama.

Second account juga dapat memberikan perlindungan dari tekanan sosial. Di akun utama, jumlah likes dan komentar sering kali menjadi ukuran popularitas dan validasi sosial. Hal ini bisa menciptakan tekanan bagi pengguna untuk terus memposting konten yang akan mendapatkan respon positif. Namun, di second account, perhatian terhadap hal seperti itu biasanya jauh lebih rendah. Pengguna lebih fokus pada interaksi yang tulus dengan teman-teman dekat daripada jumlah likes yang mereka dapatkan. Hal ini mengurangi stres dan memungkinkan mereka untuk lebih menikmati proses berbagi konten.

Kebebasan berekspresi di second account juga dapat menjadi bentuk pelarian dari kehidupan nyata yang penuh tekanan. Banyak orang merasa lebih nyaman mengekspresikan diri secara online daripada dalam interaksi secara langsung. Second account memberikan ruang aman bagi mereka untuk bebas mengekspresikan emosi, mengungkapkan kegelisahan, atau sekadar bersenang-senang tanpa khawatir tentang dampak sosial yang mungkin timbul.

Second account juga menjadi tempat di mana pengguna bisa lebih jujur dan apa adanya. Di dunia yang sering kali menuntut kesempurnaan dan citra, second account memungkinkan seseorang untuk menunjukkan kerentanannya. Mereka bisa berbagi cerita tentang kegagalan, kebingungan, atau permasalahan yang mereka hadapi, yang mungkin tidak akan mereka bagikan di akun utama. Kejujuran ini tidak hanya memberikan rasa lega bagi pengguna tetapi juga membangun kedekatan dengan pengikut mereka yang lebih memahami sisi manusiawi mereka.

Second account menjadi cara bagi pengguna untuk menyeimbangkan antara citra publik dan kehidupan pribadi mereka. Ini adalah ruang di mana mereka bisa melepaskan diri dari tekanan untuk selalu tampil sempurna dan sebaliknya, fokus pada diri mereka yang sebenarnya.

Selain itu, second account juga memberikan kesempatan untuk membangun komunitas yang lebih erat dan suportif. Dengan pengikut yang terbatas dan lebih dipilih dengan cermat, interaksi yang terjadi cenderung lebih bermakna dan mendalam. Pengguna dapat memberikan dukungan satu sama lain, berbagi saran, dan merayakan pencapaian kecil yang mungkin tidak mendapatkan perhatian di akun utama. Komunitas kecil ini sering kali menjadi sumber motivasi dan dukungan emosional yang penting bagi pengguna.

Tidak hanya itu, second account juga sering digunakan untuk mengikuti minat dan hobi tertentu yang mungkin tidak sejalan dengan citra yang ingin ditampilkan di akun utama. Misalnya, seseorang yang memiliki minat besar dalam dunia fotografi mungkin menggunakan second account untuk memposting eksperimen mereka, sementara akun utama tetap fokus pada kehidupan sehari-hari. Ini memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk mengekspresikan berbagai aspek dari diri mereka tanpa perlu khawatir tentang konsistensi konten.

Second account Instagram bukan hanya sebagai tempat tambahan untuk memposting konten. Ini juga menjadi  refleksi dari kebutuhan manusia untuk memiliki ruang pribadi di tengah dunia digital yang serba terbuka. Di second account, pengguna menemukan kebebasan untuk menjadi diri sendiri tanpa beban ekspektasi sosial. Mereka bisa lebih percaya diri dalam berbagi, lebih kreatif dalam berekspresi, dan lebih menikmati interaksi. Inilah yang membuat second account menjadi tempat yang sangat penting dan berarti bagi banyak pengguna Instagram. Hal ini menunjukkan bahwa dalam dunia yang terus terhubung, kebutuhan akan privasi, kejujuran, dan dukungan emosional tetap menjadi prioritas bagi banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun