Mohon tunggu...
Nurahmatul Liza
Nurahmatul Liza Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa Universitas Airlangga

mahasiswa aktif dengan jurusan ekonomi pembangunan di salah satu univ top 10

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memaksimalkan Pembagunan Ekonomi yang berkelanjutan di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Dunia

12 Juni 2024   07:30 Diperbarui: 12 Juni 2024   07:59 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

                    Dampak ekonomi yang disebabkan oleh Pandemi Covid=19 masih terjadi hingga hari ini, salah satunya adalah dampak ekonomi. Masih banyak negara-negara di dunia yang perekonomiannya belum pulih total, ditandai dengan terjadinya resesi dan inflasi di negara-negara berkembang dan negara maju seperti Indonesia, Turki, dan Amerika. Resesi dan inflasi yang terjadi menciptakan ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh Covid-19. Covid-19 bukan penyebab utama terjadinya ketidakpastian ekonomi, namun goyangnya ekonomi hampir seluruh negara di duniakemudian disusul oleh perang Ukraina dan Rusia semakin membuat ekonomi menjadi menurun drastis. Hal tersebut tentu menjadi suatu masalah yang dihadapi oleh negara-negara yang terdampak, salah satunya adalah Indonesia. Kementerian Keuangan (2022) menyatakan bahwa ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh perpaduan Covid-19 dan perang Ukraina-Rusia menciptakan ketidakpastian ekonomi global, hal tersebut dikarenakan negara yang berperang merupakan produsen utama beberapa komoditas yang dibutuhkan oleh dunia. Rusia merupakan eksportir utama energi seperti bahan bakar dan batubara, di mana Rusia memiliki cadangan gas alam terbesar di dunia dan memiliki harga yang sangat terjangkau. Bergantungnya eropa pada energy Rusia mengalami dampak sangat signifikan sehingga membuat ekonomi dunia mengalami ketidakpastian, terlebih Ukraina merupakan eksportir utama seed oil, jagung, dan gandum yang merupakan kebutuhan pokok. Pasokan bahan bakar dan bahan makanan yang terhambat membuat harganya semakin melonjak dikarenakan tingginya permintaan sedangkan produksi mengalami penurunan. Hal tersebut menyebabkan potensi resesi ekonomi pada beberapa negara yang memengaruhi ekonomi global. OECD pada tahun 2022 menyataan bahwa pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2022 hanya sebesar 3% yang berdampak pada negara-negara dengan ukuran ekonomi yang besar seperti Amerika, China, Jepang, India, dan negara-negara Eropa.

                   Terganggunya ekonomi negara dengan ukuran ekonomi yang besar menciptakan perlambatan pertumbuhan ekonomi. Meskipun demikian, Indonesia menjadi salah satu negara yang terdampak atas perlambatan pertumbuhan ekonomi tersebut. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia telah melakukan antisipasi dengan berkolaborasi bersama otoritas moneter dan keuangan. Meskipun inflasi Indonesia hanya berada pada angka 3,19 namun hal tersebut sudah cukup untuk memengaruhi kenaikan harga barang dan jasa yang memengaruhi daya beli masyarakat. Meskipun demikian inflasi Indonesia terbilang cukup rendah, namun Indonesia harus melakukan antisipasi yang lebih tepat guna menghindari kerugian ekonomi di masa depan. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang kapan saja dapat membuat ekonomi Indonesia memasuki resesi dan pertumbuhan inflasi yang semakin tinggi dengan melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.

                    Pembangunan ekonomi yang berkelanjutan menurut Suparmoko (2020) adalah proses pembangunan yang dilakukan suatu negara dengan memaksimalkan sumber daya alam yang telah disediakan. Pembangunan berkelanjutan dianggap oleh para ahli mampu dalam memenuhi kebutuhan dari generasi saat ini tanpa membahayakan generasi masa depan hanya, sehingga pembangunan yang dilakukan tidak hanya memikirkan kebutuhan saat ini, namun juga memikiran kebutuhan generasi masa depan. Secara sederhana, pembangunan ekonomi dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya alam sehingga dapat dilanjutkan oleh generasi mendatang. Pemerintah Indonesia sendiri telah mulai melakukan pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan mengikuti presidensi G20. Presidensi G20 adalah sebuah forum kerjasama internasonal yang dibentuk untuk menangani krisis moneter pada tahun 1998 dan berlanjut hingga hari ini. Tujuan dilakukannya kerjasama G20 adalah untuk menyatukan pendapat negara berkembang dan negara maju guna mencapai solusi yang menguntungkan semua pihak (Kementerian Perdagangan, 2020). Indonesia menjadi tuan rumah presidensi G20 dengan tujuan untuk mencapai kepentingan nasional dan melakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memprioritaskan kebutuhan dalam negeri disbanding eskpor. Indonesia juga berencana melakukan pembentukan arsitektur kesehatan global, transformasi ekonomi digital, transisi energy berkelanjutan, dan enam agenda prioritas keuangan lainnya (Sugito, 2023). Meskipun demikian, agenda yang diusung oleh Indonesia masih belum memenuhi konsep dari pembangunan ekonomi berkelanjutan, di mana dari agenda tpada G20 masih berfokus pada pengembangan ekonomi saja tanpa memikirkan keberlanjutannya. Contohnya seperti arsitektur kesehatan global dan transformasi ekonomi digital, di mana hal tersebut merupakan prioritas ekonomi semata dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa memikirkan generasi masa depan. Hal tersebut dikarenakan tidak adanya upaya pembaruan sumber daya alam yang dilakukan oleh pemerintah namun mengubah jenis sumber daya alamnya saja. Menurut Suparmoko (2020) konsep utama dari pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah mencapai kesejahteraan diiringi pembangunan yang memperbanyak SDA yang dapat diperbaharui atau mempertahankan kualitas hidup tidak hanya generasi sekarang namun juga generasi masa depan dengan mengelola sumber daya alam sebaik mugkin. Meskipun demikian, pemerintah Indonesia belum memaksimalkan pembangunan ekonomi berkelanjutan dikarenakan tidak adanya pembaruan sumber daya alam yang dilakukan, namun justru mengganti sumber daya alamnya saja. Seperti contohnya transformasi energi yang dilakukan, di mana pemerintah hanya mengganti menggunakan energi baru terbarukan tanpa melakukan pembaruan batu bara dan nikel. Pemerintah sudah seharusnya mengambil langkah untuk memaksimalkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dengan memperbaharui seluruh sumber daya alam yang dapat diperbaharui dibandigkan hanya terus meneruknya.

                                                                                                                   DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Keuangan. (2022). Ekonomi Indonesia di Tengah Ketidakpastian Global. Diakses pada laman web kemenkeu RI pada tanggal 30 Mei 2024 melalui https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-kalbar/baca-artikel/15230/ekonomi-indonesia-di-tengah-ketidakpastian-global.html

Sugito. (2022). Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan Sebagai Kepentingan Nasional Indonesia Dalam Presidensi G20. Jurnal Ekonomi dan Ilmu Sosial, 8(1), 12-13.

Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. (2020). Analisis Pemanfaatan Presidensi G20 Indonesia Pada tahu 2023 di Sektor Perdagangan. 

Suparmoko, M. (2020) Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Perencanaan Pembangunan Nasional dan Regional. Jurnal Ekonomika dan Manajemen, 9(1), 39-50.

Nurahmatul Liza mahasiswi Universitas Airlangga

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun