Interaksi dengan teman sebaya: anak-anak belajar keterampilan sosial, seperti berbagai, bekerja sama dan menyelesaikan konflik, melalui interaksi dengan teman sebaya. Hubungan yang positif dengan teman dapat meningkatkan rasa percaya diri dan keterampilan interpersonal.Â
Lingkungan sekolah: guru yang mendukung perkembangan sosial emosional melalui pendekatan pengajaran yang inklusif dan empatik membantu anak merasa dihargai titik program pembelajaran sosial emosional di sekolah juga berkontribusi besar dalam membantu keterampilan ini.Â
Budaya dan norma sosial: budaya mempengaruhi cara individu mengekspresikan emosi dan menjalani hubungan. dalam masyarakat kolektif, seperti di Asia, hubungan sosial dan keharmonisan menjadi prioritas. Sebaliknya, masyarakat individualis lebih menekankan pada ekspresi diri dan kemandirian.Â
3. Faktor biologisÂ
Faktor biologis, seperti genetik dan perkembangan otak, juga mempengaruhi kemampuan sosial emosional.Â
Genetik: kecenderungan temperamen, seperti apakah anak cenderung pemalu atau ekstrover, sebagian besar ditentukan oleh genetik. Namun, faktor lingkungan tetap memiliki peran penting dalam membentuk temperamen tersebut.
Perkembangan otak: perkembangan otak, khususnya di bagian konteks preferonal berperan dalam pengendalian emosi dan pengendalian keputusan titik anak-anak dengan gangguan pada fungsi otak, seperti ADHD atau autisme sering menghadapi tantangan dalam perkembangan sosial emosional.Â
4. Faktor emosionalÂ
Kesehatan emosional individu secara langsung mempengaruhi perkembangan sosial emosionalnya.Â
Pengalaman emosional awal: pengalaman emosional pada masa kanak-kanak, seperti kasih sayang atau trauma, membentuk cara individu merespons situasi sosial di kemudian hari titik anak yang mengalami trauma emosional berpotensi mengembangkan kecemasan atau kesulitan dalam menjalani hubungan sosial.Â
Regulasi emosi: kemampuan untuk mengelola emosi adalah faktor utama dalam keberhasilan sosial emosional. Anak yang belajar mengendalikan emosi, seperti kemarahan atau frustasi, lebih mampu berinteraksi secara positif dengan orang lain.Â