Mohon tunggu...
Nur Aeni
Nur Aeni Mohon Tunggu... -

Masih belajar menulis...

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sop Sialan dalam Pelajaran Remen Basa Jawa Kelas IV

1 Oktober 2012   10:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:25 1027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Yona dherek ibu lan bapake nekani pahargyan mantenan.Iki pengalamane Yona sing kapisan nekani resepsi manten.Yona wis dandan necis, nganggo klambi sarwa jambon, jebles karo kulite kang kuning temu giring.

Teka ing papan pahargyan, bapak lan ibuke ngisi buku tamu, banjur nyemplungake amplop ing wadhah kang cumepak. Sawise salaman karo manten, kaya padatan, para tamu nyicipi sawernane suguhan. Kayata soto, tengkleng, bakso, siomay, sate apa dene sega salawuhe. Ora ketinggalan werna-werna jajanan. Ana kroket, lumpia, lapis legit lan sapiturute.

Ya, ing papan iki Yona ngrasakake enake mangan sop sarang burung. “Wah, enak tenan!” batine Yona. Ora ngertia saburine Yona ana ibu-ibu sepuh sing nggawa sop semangkok amarga kesusu lan ora ngati-ati duduhe ngutahi klambine Yona.

Mesti wae Yona bengok-bengok kepanasen. Ibu mau njaluk ngapura banjur lunga. Yona kebacut isin amarga para tamu pada ndelengna tingkahe Yona.Dhasar sialan! Lagi melu resepsi pisan wae klambine reget kabeh gupak dudoh sop.

(Remen Basa Jawa, SD/MI Kelas IV, Penerbit Erlangga, hal 78-79)

Cerita di atas saya kutip dalam buku pelajaran Bahasa Jawa kelas 4.Bukankah pelajaran bahasa jawa diajarkan agar anak mengerti unggah-ungguh (tata krama, sopan santun) sehingga memiliki budi pekerti yang baik, dalam tutur kata dan tingkah laku.

Menjadi pertanyaan, kenapa cerita di atas diberi judul sop sialan dan kenapa cerita juga ditutup dengan kata dhasar sialan?

Bukankah kata-kata dalam judul dan penutup akan lebih mudah diingat anak? Apakah yang diharapkan dalam cerita di atas, bagaimana kalau anak mengingat kata sialan dan mempraktekkan dalam kata-kata harian dengan teman atau guru/orang tua?

Kenapa cerita di atas tidak diberi judul yang lain selain Sop Sialan? Misalnya Kutahan Sop.

Kenapa cerita di atas tidak ditutup dengan permintaan maaf yang baik dari ibu yang menumpahi sop dan Yona pun berusaha memaafkan ibu yang menumpahi tersebut meskipun Yona merasa kesal karena kepanasan dan bajunya kotor.

Bukankah kita ingin menanamkan suatu budi pekerti, nilai, value...melalui sebuah cerita sehingga lebih mudah diingat anak?

Di dalam buku di atas, di atas cerita Yona, disebutkan kompetensi dasar adalah menanggapi suatu peristiwa dengan menggunakan ragam bahasa tertentu.

Bagaimana kalau ragam bahasa yang diterima anak dari cerita di atas adalah sialan??

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun