Dalam era media sosial yang penuh dengan beragam istilah slang, salah satu yang menarik perhatian adalah "jomok." Istilah ini diyakini berasal dari akronim "Jokes Homok," yang merujuk pada lelucon atau kata-kata lucu yang ditujukan pada pria yang terlihat seperti gay.
Dengan akar kata "homok" yang berasal dari "homo" atau pria yang tertarik pada sesama jenis, istilah ini telah menciptakan gelombang dalam bentuk meme dan video di berbagai platform, terutama di TikTok dan Instagram.
Bagaimana istilah ini berkembang dan menyebar begitu pesat di kalangan pengguna media sosial? Bagaimana meme-meme yang menggunakan "jomok" menciptakan tren dan menjadi viral?
Saat mencari asal mula 'Jomok', sulit untuk menemukan informasi yang pasti. Beberapa sumber menyebutkan bahwa istilah ini pertama kali muncul di media sosial, sementara yang lain berpendapat bahwa ini berasal dari tongkrongan remaja. Apapun asalnya, yang jelas 'Jomok' telah menjadi bagian integral dari percakapan online.
Munculnya istilah-istilah baru seringkali terjadi dalam dinamika media sosial. Namun, apakah 'Jomok' hanya akan menjadi tren singkat atau memiliki dampak jangka panjang, masih perlu dipelajari lebih lanjut.
Beberapa orang merasa bahwa ini membawa keceriaan dan kreativitas baru, sementara yang lain khawatir akan potensi negatifnya. Apakah 'Jomok' akan berkembang menjadi fenomena positif atau justru sebaliknya, hanya waktu yang akan menjawab.Â
Akhir kata, kita mengetahui bahwa "jomok" bukan hanya sekadar kata slang di media sosial, tetapi juga mencerminkan dinamika kompleks dalam pembentukan opini dan budaya digital. Dengan menggali asal usul, mengkaji meme, dan mengeksplorasi popularitasnya di platform tertentu, kita dapat lebih memahami bagaimana bahasa dapat menjadi cermin dari dinamika sosial yang sedang berlangsung. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H