Di tengah-tengah kompleksitas dunia yang semakin tidak stabil, dengan ancaman meletusnya perang dunia ketiga, monopoli oleh para raksasa teknologi, dan perubahan iklim yang ekstrim, pertanyaan tentang apakah seharusnya ada batas minimal dan maksimal usia di kursi politik menjadi semakin relevan. Beberapa negara telah menerapkan batasan usia untuk kandidat politik, tetapi apakah ini benar-benar diperlukan?
Kita tidak ingin melakukan diskriminasi berdasarkan usia, tetapi kita perlu tahu berapa batasan usia yang disebut tua? Di Indonesia masih dapat ditemukan kursi politik yang diduduki oleh orang-orang yang berusia diatas 60 tahun. Lalu apa alasan mereka untuk terus saja mencalonkan diri?
Pertanyaan tentang berapa usia yang bisa dianggap "tua" dalam konteks politik adalah subjektif dan dapat bervariasi dari negara ke negara. Biasanya, di banyak negara, usia 60 tahun dapat dianggap sebagai usia pensiun atau mendekati usia pensiun, tetapi ini tidak selalu berarti seseorang tidak dapat lagi berkontribusi secara efektif dalam politik.
Dalam kasus khusus Amerika Serikat, harapan hidup rata-rata adalah sekitar 77 tahun. Namun, perlu dicatat bahwa ketika seseorang mencapai usia 70-an atau bahkan 80-an, kemampuan mereka untuk menjalankan tugas-tugas politik masih bisa bervariasi secara signifikan tergantung pada kondisi kesehatan individu masing-masing.
Sebagai contoh, baik Presiden Joe Biden maupun mantan Presiden Donald Trump adalah contoh individu yang sudah melewati usia 70 tahun dan mencalonkan diri untuk jabatan presiden. Meskipun usia mereka mengundang perdebatan, keduanya memiliki basis pendukung yang kuat.
Ada 12 kandidat yang bersaing dalam Partai Republik, dan hingga saat ini, Donald Trump menjadi favorit. Sekitar 60 persen pemilih dari Partai Republik mendukungnya, meskipun mereka menyadari bahwa usianya sudah cukup lanjut, dan pada tahun 2029, dia akan berusia 82 tahun.
Begitu juga di Indonesia, sebagian besar masyarakatnya masih menganggap bahwa orang yang lebih tua lebih berpengalaman dan bijaksana. Namun, hal ini juga memunculkan pertanyaan tentang generasi muda yang mungkin terpinggirkan dalam proses politik.
Dalam beberapa kasus, partai politik mungkin mendukung kandidat yang lebih tua karena mereka dianggap memiliki stabilitas dan jaringan publik. Hal ini dapat menyebabkan kandidat yang lebih muda kesulitan untuk bersaing dalam kompetisi politik.
Pada akhirnya, keputusan untuk memilih pemimpin negara yang berusia lebih dari 70 tahun adalah hak rakyat. Rakyat harus melakukan pertimbangan yang mendalam untuk menentukan  apakah pemimpin yang terpilih tersebut dapat memimpin dengan baik, terlepas dari usianya.
Pertanyaan tentang batasan usia di kursi politik adalah isu yang kompleks dan kontekstual. Sementara beberapa negara menerapkan batasan usia, yang lainnya mengandalkan pemilihan demokratis untuk menentukan pemimpin mereka.Â
Dalam akhirnya, kualitas kepemimpinan dan kemampuan untuk mengatasi tantangan zaman harus menjadi fokus utama, bukan hanya usia seseorang. Keberlanjutan partisipasi politik dari berbagai kelompok usia penting untuk mewujudkan masyarakat yang inklusif dan beragam.