Mohon tunggu...
Nura Defriani
Nura Defriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Bismillah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mantra Jampe Masih Banyak Dipercaya oleh Masyarakat Betawi

13 Oktober 2021   21:31 Diperbarui: 13 Oktober 2021   21:41 2084
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya mantra adalah bunyi, suku kata, frasa, atau kalimat yang dianggap mampu menciptakan perubahan secara spiritual.  Mantra merupakan kumpulan kata-kata yang diyakini mempunyai kekuatan mistis atau gaib. Salah satunya adalah mantra jampe jampe yang masih banyak dipercaya oleh masyarakat betawi.  

Mantra jampe ini sering kali digunakan untuk mengobati penyakit atau bahkan untuk menenangkan anak kecil yang rewel. Mantra ini biasanya dikuasai oleh orang pinter atau yang biasa kita sebut sebagai dukun.

Dukun ini mempunyai ilmu yang diwariskan turun menurun untuk mengobati penyakit yang tidak bisa diatasi oleh medis. Namun, bukan berarti siapa saja bisa menjadi dukun lantaran ia bisa mempraktikkan mantra dan jampe-jampe ini, melainkan dukun merupakan orang sakti yang tahu tentang keadaan penyakit yang datang dari roh gaib atau perbuatan jahat manusia (kiriman).

Selain dipercaya untuk mengobati orang sakit, ada juga dukun bayi yang tugasnya membantu orang untuk melahirkan. Saat sang ibu yang ingin melahirkan dianjurkan oleh dokter untuk cesar, malalui dukun bayi sang ibu dapat melahirkan anaknya dengan normal. Sang dukun akan membacakan matra khusus saat memijat perut sang ibu. Biasanya ini berhasil ketika sang ibu yakin dengan dukunnya.

Mantra jampe ini juga masih banyak dipercaya dikalangan masyarakat betawi pinggiran. Tidak hanya untuk mengobati yang sakit dan membantu ibu yang hendak melahirkan, melainkan jampi-jampi ini juga biasa digunakan untuk membuat sang pujaan hati jatuh cinta (pelet),  ritual perkawinan, hingga upacara adat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun