Dewasa ini, sangat banyak sekali anak remaja yang cenderung lebih suka cerita atau curhat, dan sebagainya kepada teman dekatnya. Karena pada masa usia remaja anak lebih banyak menghabiskan waktunya bersama temannya, banyak yang beranggapan teman dekat itu bagaikan saudara sendiri. Bahkan telah ada prosentase membuktikan bahwa anak remaja itu lebih banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebagai berikut:
1. prosentase anak usia dua tahun 10%.
2. prosentase anak usia empat tahun 20%.
3. prosentase anak usia tujuh sampai sebelas tahun 40%.
Dari prosentase di atas dapat dilihat bahwa memang anak remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Akan tetapi dalam islam berteman pun dianjurkan seperti yang dijelaskan dalam surat al-Hujurot ayat 13 yang artinya: “Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Mengenal.”
Kata mengenal dalam surat Al-hujurot tersebut bukan hanya mengenal sekedar nama, tetapi karakteristik, kepribadian satu sama lain. Jadi dapat dikatakan bahwa teman dekat pasti sudah mengetahui semua itu, dan penyebab utamanya kenapa anak lebih dekat dengan dekat itu termasuk pada hal-hal tersebut. Dalam hal lain teman dekat juga biasanya dapat mendorong self-esteem dan menolong dalam mengatasi stress, memberikan dukungan fisik pada kita, sebagai penguat kita apabila mendapat masalah ketika kita sudah down.
Dari hal seperti di ataslah, mengapa anak cenderung lebih senang curhat kepada teman dekatnya daripada dengan orangtuanya. Adapun memiliki teman dekat atau sahabat ini cukup ditekankan dalam studi longitudinal selama dua tahun (Wentzel, Barry, & Cldwell, 2004). Karena dalam pergaulan akan menguntungkan jika anak-anak memiliki teman dekat atau sahabat yang secara sosial dapat terampil dan suportif. Wallahu a’alamu bissowab . . .
*John. W Santrock, Life Span Development-Pengembangan Masa Hidup edisi ketigabelas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H