Pada umumnya setiap sekolah memiliki pekerjaan yang besar dalam mendidik peserta didiknya, yakni dengan menyiapkan kemampuan berbeda-beda dalam menghadapi berbagai latar belakang keluarga dan budaya. Adapun biasanya guru harus siap dalam menghadapi anak didiknya yang berkebutuhan khusus seperti:
Anak dengan gangguan belajar, biasanya anak yang memiliki gangguan dalam belajarnya itu agak susah dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan oleh gurunya, karena itu ada sebab-sebab yang harus diketahui oleh sang guru. Karena kemungkinan dalam diri peserta didik terdapat:
a)Ketidakmampuan Intelektual adalah fungsi kognitif yang subnormal, yang ditandai dengan nilai IQ kurang atau sama dengan 70, ditambah dengan defisiensi tingkah laku adaptif yang kurang sesuai dengan usianya. Mayoritas anak yang mengalami ketidakmampuan intelektual tetap mendapat manfaat dari belajar di sekolahnya.
b)Gangguan dalam belajar adalah dua kondisi yang paling banyak kita temui berkaitan dengan permasalahan tingkah laku dan kemampuan belajar adalah gangguan dalam belajar dan hiperaktivitas. Sebuah penelitian bahwa lebih dari 23.000 anak di amerika serikat menunjukkan bahwa 5% anak mengalami gangguan dalam belajar, 5% anak mengalami Dimana tingkah laku anak hiperaktivitas dan 4% anak mengalami dari keduanya (Pastor & Reuben, 2008).
c)Ketidakmampuan dalam belajar adalah gangguan pada aspek tertentu dalam capaian belajar dan sekolah. Salah satu tokoh terkenal yaitu mantan wakil presiden amerika serikat yang menderita penyakit disleksia, dimana gangguan penyakit ini dapat mempengaruhi aspek spesifik dalam capaian sekolah. Adapun pengertian dari disleksia adalah gangguan dari susunan saraf pusat sehingga menyebabkan penderita sulit untuk membaca. Anak yang memiliki gangguan dalam ketidakmampuan biasanya memiliki kecerdasan hampir rata-rata atau di atas rata-rata. Disleksia lebih sering ditemukan pada laki-laki daripada perempuan. Para peneliti citra otak menunjukkan bahwa penyakit disleksia terjadi akibat kerusakan neurologi yang mengganggu proses pengenalan suara (Syaiwitz, Mody, & Syawitz 2006).
d)Kurang Atensi atau hiperaktivitas (ADHD) adalah gangguan mental yang paling banyak terjadi pada anak (Wolraich dkk, 2005). Hal ini merupakan suatu kondisi kronis yang ditandai dengan kurangnya atensi yang menetap atau biasanya atensinya gampang untuk dialihkan.Gangguan ini dapat menyerang 2-11% anak usia sekolah di seluruh dunia (Zametkhin & Ernst, 1999). Adapun ADHD memiliki dua atau lebih gejala yang berbeda, sehinggadiagnosinya kurang tepat. Disisi penelitian citra otak mengungkapkan bahwa otak anak yang mengalami ADHD memiliki pola perkembangan yang normal, akan tetapi dengan penebalan pada area yang berbeda. Anak yang menderita ADHD cenderung melupakan tanggung jawab, sering berbicara keras, mudah merasa frustasi, dan menyerah jika mereka tidak dapat menyelesaikan masalahnya. Gangguan ADHD biasanya bisa diterapi dengan menggunakan obat-obatan, terkadang dikombinasikan dengan terapi tingkah laku, konseling, latihan keterampilan sosial, dan lebih utamanya berdo’a kepada Allah SWT dan bertawakkal. Wallahu a’lammubissowab. . .
Rujukan : Diane E. Papalia, Ruth Duskhin Feldaman, Perkembangan Manusia Experience Human Development. Jakarta : Salemba Humanika,2014.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI