Melansir dari berbagai sumber, hari ini tanggal 28 November 2023 ditetapkan sebagai hari pertama para pasangan calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden diizinkan untuk melakukan kampanye. Ketetapan ini tertuang dalam Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2023 tentang Kampanye Pemilu, yang mengatur secara detail aturan dan jadwal kampanye seluruh peserta Pemilu 2024.
Maka tak heran banyak berita-berita di berbagai media massa maupun media sosial yang menayangkan tentang kegiatan paslon calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres). Bahkan iklan di televisi pun tak ikut luput dalam ajang iklan kompetisi capres-cawapres ini.
Saluran Televisi yang Tidak Netral
Tadi pagi, sembari bersiap-siap untuk berangkat kerja terdengar Bapak sedang menyaksikan berita di televisi. Salah satu saluran televisi menayangkan paslon capres-cawapres yang sedang melakukan kegiatan kampanye di tempat yang berbeda.Â
Ada satu pernyataan reporter berita di stasiun televisi tersebut yang terdengar begitu menggelitik. Kurang lebih reporter tersebut berkata bahwa "tentunya, Pak G****R akan menyatukan Indonesia". Hal yang menggelitik adalah kata tentunya yang digunakan oleh reporter tersebut. Kok yo, bisa tentunya gitu lho. Seolah-olah hal itu adalah sesuatu yang pasti.
Dari pernyataan tersebut, terbesit dalam hati.
Wah, tivi iki ga netral ki. Pernyataane jelas banget ndukung G****R.Â
Tak hanya itu, selama kurang lebih 30 menitan lebih berita tentang kampanye. Berita yang disajikan benar-benar seperti didesain untuk menunjukkan kebaikan paslon GM. Sampai-sampai Bapak saya tanya, "Apa kampanyenya gantian mbokan ya. Dina kiye jatahe GM mbokan ya. Wong beritane isine GM tok." (Apa kampanyenya diadakan secara bergantian ya? Hari ini jatahnya GM ya. Soalnya beritanya isinya GM semua)
Tak berselang lama dari pertanyaan Bapak, tiba-tiba ditampilkan pula dalam berita tentang paslon lainnnya yang ternyata juga sedang mengadakan kampanye di tempat yang berbeda.
Berita yang Kalah dari Berita Anak SMA
Akan tetapi, berita tentang kampanye dua paslon lainnya hanya ditampilkan sebentar saja. Bahkan, terkesan berita tentang dua paslon lainnya tidak memenuhi standar isi berita yang saya pelajari dulu saat MA. Jika dulu, dikatakan bahwa sebuah berita minimal mengandung unsur 5W+1H (what, who, when, where, why + how), maka berita tersebut belum memenuhi unsur how dalam berita.
Ah, memang kejam dunia politik. Bahkan, reporter sekelas televisi nasional bisa membuat berita yang tak memenuhi standar penulisan berita anak SMA. Memang, negeri ini sepertinya dipenuhi oleh orang-orang yang suka bercanda.hahahaha