Akhir-akhir ini semenjak Kurikulum Merdeka diterapkan di sekolah-sekolah, tes diagnostik pun ikut ramai dibicarakan oleh para guru maupun praktisi pendidikan. Apalagi pada awal tahun ajaran baru Direktur Sekolah Dasar, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Muhammad Hasbi, agar guru melakukan tes diagnostik untuk mengenali kemampuan setiap peserta didik.
Apa itu tes diagnostik? Mengapa tes ini penting untuk dilakukan?
Tes diagnostik adalah tes yang digunakan dalam satuan lembaga pendidikan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan peserta didik secara tepat dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan ini sebaiknya dilakukan di awal pembelajaran agar guru mengetahui bagaimana kondisi dan karakteristik peserta didik yang diajarnya. Hal ini agar guru mampu membuat rancangan pembelajaran dan asesmen pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan peserta didik yang diajarnya.
Pelaksanaan tes diagnostik erat hubungannya dengan pembelajaran berdiferensiasi yang digaungkan di Kurikulum Merdeka. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dilakukan untuk memenuhi (semua) kebutuhan peserta didik. Biasanya fokus kebutuhan yang dibahas adalah gaya belajar peserta didik.Â
Gaya belajar peserta didik dikategorikan menjadi gaya belajar visual, auditori, dan kinestetik. Dalam pembelajaran berdiferensiasi seorang guru dituntut untuk bisa melakukan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan peserta didik tersebut. Karena kita ketahui sebagian besar guru biasanya cenderung melakukan pembelajaran yang memenuhi kebutuhan peserta didik dengan gaya belajar auditori dan v isual. Sedangkan kebutuhan peserta didik dengan gaya belajar kinestetik jarang dipenuhi.
Harapannya dengan pemenuhan kebutuhan belajar peserta didik, peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik. Dikarenakan peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik tujuan pembelajaran pun dapat tercapai. Salah satu tujuan pembelajaran pada Kurikulum Merdeka adalah terbentuk peserta didik dengan Profil Pelajar Pancasila.
Tes diagnostik sendiri terdiri dari berbagai macam tes. Dimana biasanya guru akan menggunakan semua tes tersebut dalam satu kali tes, atau hanya sebagian tes saja, tergantung dari kondisi atau karakteristik peserta didik apa yang ingin ia ketahui. Kategori tes diagnostik tersebut antara lain tes untuk memetakan etnis, kultural, status sosial, gaya belajar, minat dan bakal, motivasi belajar, perkembangan kognitif, psiko-sosial, dan psiko-emosional peserta didik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H