Bagi kalian yang suka berziarah ke makam para wali atau ulama (wisata religi), pernahkah kalian berziarah ke makam Mbah Hasan Minhaj?
Jika kalian baru mendengar makam ini berarti tidak jauh berbeda dengan saya kala itu. Saat itu, saya dan tiga orang teman dari pondok tempat saya mengaji, Ponpes HQ Al Asror Semarang, sowan (berkunjung)Â kepada Habib Husein Al Habsyi Solo tepatnya di Ar Raudhoh. Habib Husein yang biasa disapa dengan Eyang Husein merupakan buyut (cicit) dari penulis kitab maulid Simtudhdhuror.Â
Sowan Eyang Husein
Tujuan sowan kami adalah untuk ngalap berkah (mendapatkan keberkahan), nasehat hidup dan doa dari beliau. Karena bagaimanapun beliau merupakan seorang ahli bait (keturunan Nabi Muhammad saw.) dan juga seorang pendakwah yang aktif baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dan yang paling menarik hati adalah cara dakwah beliau yang menyentuh hati tanpa harus mencaci maki mereka yang taat pada agama.
Ketika selesai memberikan nasihat, kemudian beliau bertanya kepada kami berempat:
Ndu, tahu makamnya Mbah Hasan Minhaj?
"Nate mireng, Eyang." jawab salah seorang teman yang kebetulan punya keluarga di Solo.
"Nanti pulang dari sini kalau waktunya masih cukup ziaroh dulu kesana, ya! Tapi kalau sudah kemalaman ga usah. Cukup kirim fatihah dan doa saja dari pondok pesantren. "
"Sekali lagi, kalau misalnya sudah kemalaman kirim doa saja dari pondok ya, Ndu." ucap Beliau menekankan.
Kami berempat pun mengiyakan apa yang Eyang Husein sampaikan. Bagaimanapun perjalanan dari Ar Raudhoh ke pondok pesantren cukup jauh. Sekitar 2 jam lebih perjalanan untuk sampai di pondok pesantren kembali. Maka, eman rasanya kalau sudah pergi jauh-jauh dari Semarang tidak sekalian menyempatkan ziarah ke tempat yang disarankan.
Perjalanan Menuju Makam Mbah Hasan MinhajÂ
Segera setelah mengkonfirmasi letak makam dengan menunjukkan rute di google maps, kami pun berpamitan dengan Eyang Husein. Kala itu waktu menunjukkan pukul 5 kurang seperempat. Segera kami mengendarai sepeda motor kami.
Tidak langsung menuju makam, kami justru mampir dulu ke majelisnya Habib Syech Assegaff, yaitu Bustanul Asyiqin. Sekali lagi kami mikirnya, eman sudah jauh-jauh dari Semarang kalau juga tidak mampir ke majelisnya Habib Syech.