Beberapa hari yang lalu, ketika akan ke sekolah di depan Puskesmas yang biasa yang lewati, saya diberhentikan. Petugas dengan seragam polisi secara paksa menghenti laju kendaraan yang saya kendarai.
Saya disuruh berhenti dan membelokkan arah menuju area parkir Puskesmas. Saya sudah bilang bahwa saya buru-buru akan ke sekolah. Akan tetapi, petugas tetap memaksa saya masuk ke area parkiran.
Saya masuk ke area parkiran dan disambut oleh petugas lain yang segera menanyai saya.
"Sudah vaksin"
"Sudah dosis 2 Pak, tinggal booster"
"Brarti vaksin booster ya sekarang! Coba mana bukti vaksinnya?"
"Saya memang berniat mau booster Pak, tapi tidak sekarang. Saya buru-buru mau ke sekolah" jawab saya sembari mencari sertifikat vaksinasi di HP.Â
Setelah saya menemukan sertifikat vaksinasi segera saya tunjukkan ke petugas. Dengan sigap petugas langsung membawa HP saya ke petugas lain di bagian pendaftaran, dan menyerahkan HP saya ke petugas pendaftaran.
Petugas pendaftaran segera mengambil ballpoint dan formulir pendaftaran segera setelah mendapatkan HP saya. Saya pun mulai emosi, dengan perlakuan para petugas kesehatan yang memaksa saya untuk segera divaksin.
Saya menjelaskan kepada petugas, bahwa saya sudah berniat melakukan vaksinasi booster, tapi tidak sekarang. Bahan beberapa hari sebelumnya saya sudah menanyakan jadwal vaksinasi di Puskesmas tersebut guna menyesuaikan dengan jadwal kerja saya, agar tidak bertumbukan.Â