Film Crimson Tide menceritakan tentang sebuah kapal selam USS Alabama milik Amerika Serikat, yang dikomandani oleh Kapten Ramsey, seorang perwira senior AL yang sangat patuh dengan perintah atasan sampai hal yang sedetail mungkin dan juga menuntut kepatuhan absolute dari bawahannya. Kapal selam ini membawa misi untuk menghancurkan basis misil milik pemberontak sehingga pemberontak tersebut tidak bisa mendahului menyerang Amerika.
Dalam menjalankan misinya Kapten Ramsey kehilanggan perwira pertama Alabama karena menderita usus buntu, sehingga Kapten Ramsey harus mencari penggantinya. Dari sekian banyak perwira muda AL yang cemerlang, pilihan Ramsey jatuh pada letnan Hunter. Ketika kapal selam itu mulai mengarungi lautan mereka mengalami musibah kebakaran di dapur kapal, situasi ini dimanfaatkan oleh kapten untuk latihan dadakan.Kemudian sebuah pesan darurat diterima, pesan ini berisi untuk memastikan bahwa rencana penggunaan senjata nuklir sudah disetujui oleh komando pusat. Tiba-tiba terdeteksi kapal selam musuh, sehingga USS Alabama menghindar untuk bersembunyi, akan tetapi mereka menyelam terlalu dalam sehingga pesan darurat tidak dapat diterima. Kemudian Hunter melepaskan pelampung untuk menerima sinyal, tetapi pelampung tersebut menyebabkan musuh mengetahui keberadaan mereka, sehingga cepat-cepat untuk menarik pelampung tersebut, ini mengakibatkan pesan tersebut tidak utuh.
Kapal selam musuh akhirnya mengetahui keberadaan mereka, sehingga terjadilah peperangan di dalam laut. Akan tetapi USS Alabama lolos. Sementara di dalam kabin terjadi konflik antara Hunter dan Kapten Ramsey. Ini mengakibatkan Kapten Ramsey dikurung karena menyalahi aturan AL. Ketika Hunter menjadi Kapten kapal, terjadi peperngan lagi, tetapi kali ini Hunter dapat menghancurkan kapal tersebut, dan USS Alabama mengalami kerusakan yang cukup parah yang mengakibatkan alat komunikasi rusak.Sementara itu, Kapten Ramsey tidak terima atas pengurungan dirinya, sehingga melakukan kudeta yang didukung oleh sebagian perwira tinggi yang lain.
Ketika Kapten kapal dipegang oleh Ramsey, dia bersikeras untuk tetap meluncurkan nuklir itu. Namun, di saat terakhir Hunter dapat memegang komando kembali dan meyakinkan Kapten Ramsey untuk menunda penyerangan sampai alat komunikasi pulih. Setelah alat komunikasi pulih, pesan darurat itu dapat diterima. Pesan itu berisi tentang pembatalan penyerangan karena pihak pemberontak menyerah. Konflik yang terjadi tersebut menyebabkan mereka berdua dipanggil untuk siding di Mahkamah Tinggi AL Amerika Serikat. Dalam sidang itu Hunter mendapat rekomendasi dari Kapten Ramsey untuk menjadi Kapten kapal, karena Kapten Ramsey mengajukan surat pengunduran dirinya.
Point – point yang bisa di ambil pada karakter dua tokoh diatas:
1. Tokoh Pertama yang saya akan jelaskan gaya kepemimpinannya yaitu, Kapten Ramsey.
Kapten Ramsey adalah seseorang perwira senior AL yang patuh pada perintah sampai hal yang sedetail mungkin dan juga menuntut kepatuhan absolut dari bawahannya. Ketika perwira pertama Alabama menderita usus buntu sehingga harus dioperasi, maka kapten Ramsey harus memilih penggantinya. Dari sekian banyak perwira muda AL, pilihan Ramsey jatuh pada perwira muda Al yang cemerlang bernama Letnan Komandan Ron Hunter sebagai perwira pertama baru USS Alabama. Dari sini kita dapat melihat Kapten Ramsey memiliki gaya kepemimpinan ahli, karena ia memiliki keahlian tertentu untuk memilih dari banyaknya perwira muda untuk menjadi perwira Alabama, terpilihlah Letnan Hunter dan pilihannya tidak salah. Dan ia juga memiliki gaya otoriter karena apa saja yang ia perintah ke bawahannya, bawahannya itu harus segera melaksanakannya.
2. Sedangkan, tokoh kedua yang saya akan jelaskan gaya kepemimpinannya yaitu Letnan Hunter.
Letnan Hunter adalah tipe perwira yang tidak membabi buta dalam menuruti perintah atasan melainkan mempertimbangkan dahulu apakah perintah itu pantas dilaksanakan. Disini kita mengetahui bahwa Letnan Hunter sebelum melaksanakan perintah dari atasannya ia berpikir dua kali untuk melaksanakannya atau tidak dan ia juga memikirkan strategi-strategi yang lebih baik lagi dalam menghadapi perang dan ia juga ingin agar bawahannya tidak cepat jenuh dalam menghadapi perang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H