Mohon tunggu...
Nur Barokatus Saadah
Nur Barokatus Saadah Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

saya mahasiswa universitas satya negara indonesia jurusan ilmu komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Media dan Kekuasaan: Bagaimana RCTI Memberitakan Hasil Polling Debat Cawapres dalam Seputar Pemilu 2024

24 Desember 2023   18:32 Diperbarui: 1 Januari 2024   11:23 538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut Data Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia memiliki jumlah penduduk sebanyak 278,8 juta jiwa pada tahun 2023, bisa dikatakan penduduk Indonesia sangat luas dari Sabang sampai Merauke. Maraknya globalisasi dalam perkembangan zaman khususnya teknologi, informasi dan komunikasi dapat mempermudahkan masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-harinya.

Dalam berkomunikasi, pada era saat ini, banyak masyarakat yang dapat bersilaturahmi dengan teman dan keluarganya dari berbagai daerah dengan mudah karena merasakan kecanggihan teknologi, informasi dan komunikasi yang semakin pesat dari massa ke massa. Tentunya, media massa selalu menjadi topik perbincangan yang menarik dalam perkembangan Era Industri 4.0 dikarenakan teknologi berkembang sangat pesat dan berpotensi mengubah banyak bidang kehidupan termasuk sosial, ekonomi, dan politik.

Sistem media dapat mempengaruhi pemberitaan yang akan dihasilkan, hal ini menurut Nugroho dkk (2012:12) mengatakan bahwa apa yang penting untuk diberitakan kepada public bergantung pada apa yang dianggap penting oleh pihak yang mengontrol media. Pengelolaan media bergantung pada situasi sosio-politik suatu negara. Semakin banyak partai politik yang mengendalikan media, seperti yang terjadi di Indonesia.

Pada era saat ini, politik masih memegang kekuasaan media. Dalam situasi ini, hubungan antara ekonomi dan kekuatan politiklah yang mempunyai pengaruh yang sangat signifikan. Kekuasaan dalam bidang ekonomi ditandai dengan kepemilikan modal. Terkait media, sektor ekonomi didominasi oleh mereka yang juga berinvestasi di industri media. Banyak kelompok elit politik yang menduduki kursi di legislatif, eksekutif dan yudikatif. Mereka mengontrol pergerakan negara Indonesia melalui berbagai kebijakan yang mereka kembangkan. Karena itu, pemimpin politik diberikan kesempatan maksimal untuk tampil di media.

Perubahan relasi kekuasaan merupakan akibat dari konflik antar kelas sosial dalam masyarakat. Biasanya terjadi pada kelompok penguasa yang dikenal dengan sebutan borjuis, sedangkan kelompok yang yang dikuasainya dikenal dengan sebutan proletar. Dalam hal ini modal merupakan faktor utama yang membedakan dua kelas sosial dan mengubah hubungan kekuasaan. Menurut Connell (2010:6) menyatakan bahwa mobilisasi kelas sosial dapat terjadi karena adanya peluang (ekonomi, politik, dan budaya) dari pemilik modal. Banyak kelompok elit politik mengendalikan arus informasi sesuai dengan kepentingan mereka.

MNC Group yang merupakan perusahaan multinasional yang didirikan pada tahun 1989, yang menjadi salah satu grup investasi termuka di Indonesia. MNC Group yang dipimpin oleh Harry Tanoesoedibjo sebagai Pendiri dan ketua Executive Chairman. Yang termasuk dalam MNC Group yakni MNC, RCTI dan iNews.

Selain itu, Harry Tanoesoedibjo yang merupakan Ketua Partai Perindo secara resmi mendukung Ganjar- Mahfud MD pasangan nomor urut 03. Harry Tanoesoedibjo juga memutuskan untuk kerjasama politik dengan PDIP. Harry Tanoesoedibjo pun mengungkapkan alasan memilih PDIP dan Ganjar. Ia mengatakan bahwa PDIP merupakan partai yang paling siap bersaing.

Dalam pemberitaan televisi di RCTI yang sedang membahas mengenai seputar pemilu 2024 dimana diberitakan bahwa dalam debat Cawapres (22/12/2023) dalam pollingnya menunjukkan bahwa Mahfud MD dinilai unggul secara substansial. Disana juga memberitakan berdasarkan yang dibuat dari iNews TV, Mahfud MD dinilai paling baik dalam menjawab pertanyaan debat dengan perolehan suara mencapai 59%, sementara Muhaimin Iskandar berada diurutan kedua dengan perolehan suara 29%, dan Gibran Rakabuming berada diperingkat terakhir dengan perolehan suara 13%.

Hal ini disebabkan karena adanya kerjasama politik dengan pemilik media khususnya MNC Group yang memihak pasangan nomor urut 03, dan pro kepada Partai PDIP dikarenakan jika Ganjar-Mahfud memenangkan Pilpres 2023, maka dapat memberikan peluang dan menguntungkan para pengusaha khususnya Harry Tanoesoedibjo yang merupakan seorang pengusaha dan memiliki berbagai jenis usaha seperti telekomunikasi, property, perbankan hingga pertambangan.

Perolehan suara yang sangat amat beda drastis ini dinilai bahwa keberpihakan MNC Group terhadap partai PDIP, yang mendukung pasangan nomor urut 03.

Dalam media sosial seperti instagram, tiktok dan x pun juga banyak pendapat masyarakat yang menilai bahwa yang menjadi man of the match adalah Gibran bukan Mahfud MD dalam debat Cawapres pada Jumat (22/12/2023).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun