Mohon tunggu...
Nur Khofifah
Nur Khofifah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa IAIN Jember

IAIN Jember Fakultas ekonomi bisnis Islam Ekonomi syariah

Selanjutnya

Tutup

Money

Mendrongkrak Perekonomian Indonesia dengan Meningkatkan Pariwisata Halal

25 Mei 2020   10:45 Diperbarui: 25 Mei 2020   10:57 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu sektor yang dapat meningkatkan perekonomian negara adalah sektor pariwisata, karena dapat meningkatkan devisa negara, penyerapan tenaga kerja, dan pengembangan usaha serta infrastruktur. Selain itu, pariwisata juga menjadi salah satu sektor terbesar dan tercepat pertumbuhannya dibandingkan sektor lain (UNWTO Tourism, 2014). 

Pariwisata sangat menjanjikan karena sektor pariwisata juga menjadi sektor yang tahan terhadap krisis global. Selain itu wisata halal (halal tourism) mulai banyak diminati oleh masyarakat. 

Dibuktikan dengan meningkatnya wisatawan muslim dari tahun ke tahun. Oleh sebab itu wisata halal mulai banyak dikembangkan oleh berbagai negara, baik negara dengan mayoritas muslim maupun nonmuslim.

Secara geografis, Indonesia merupakan negara kepulauan atau negara maritim terbesar di dunia dengan lebih dari 17.508 pulau. Dalam laporan WTTC (2018) Indonesia menempati peringkat ke-9 dari 10 besar pariwisata terkuat di dunia, hal ini dapat dilihat dari potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia. 

Pada tahun 2016 Indonesia meraih penghargaan yang diperolah pada ajang World Halal Tourism Awards 2016 pada semua kategori entry point industri pariwisata halal. 

Namun dalam hal ini pariwisata halal di Indonesia masih belum maksimal hal ini disebabkan karena kurangnya pemanfaatan teknologi informasi pada industri pariwisata halal yang masih rendah, kualitas sarana prasarana pariwisata halal di negara-negara pesaing relatif lebih baik, regulasi yang belum memiliki induk undang-undang tertinggi, yang branding pariwisata halal skala internasional masih lemah dan lain sebagainya yang membuat pariwisata halal di Indonesia masih tertinggal.

Wisata halal dalam menjalankan peranannya tentunya memiliki standar tersendiri yang tentunya memiliki perbedaan standar wisata pada umumnya. 

Menurut Global Muslim Travel Index (GMTI), yang merupakan lembaga pemeringkat wisata halal dunia, menjelaskan standar wisata halal sebagai berikut: Destinasi ramah keluarga, Tujuan wisata harus ramah keluarga dan anak-anak, Keamanan bagi wisatawan muslim, Jumlah kedatangan wisatwan muslim yang ramai, Layanan dan fasilitas ramah bagi muslim (Muslim Friendly), Makanan terjamin halal, Akses ibadah yang baik dan baik kondisinya, Fasilitas bandara ramah bagi muslim, Akomodasi yang memadai, Kesadaran halal dan pemasaran destinasi, Kemudahan komunikasi, Jangkauan dan kesadaran kebutuhan wisatawan muslim, Konektivitas transportasi udara, Persyaratan visa.

Dengan demikian untuk meningkatkan sektor pariwisata halal kita dapat menjadikan acuan standar tersebut. Selain itu untuk menyusun strategi dalam mengembangkan industri pariwisata halal perlu dipetakan kondisi dan posisi Indonesia saat ini. Hal ini dapat menggunakan analisis SWOT. 

Selanjutnya dilakukan pemetaan, kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan apa saja yang akan dihadapi. Apabila sudah dipetakan sesuai dengan poin poin tersebut maka dapat dipastikan Indonesia mampu unggul dalam bidang pariwisata halal. 

Menentukan program yang akan mendukung konsep pariwisata halal. Selain itu dukungan pemerintah dengan kebijakan atau regulasinya sangat diperlukan untuk meningkatkan sektor pariwisata halal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun