Secara geologis wilayah Indonesia memiliki potensi tinggi mengalami bencana alam, mulai dari gempa bumi, tsunami, longsor, dan lain - lain. Hal ini bersesuaian dengan pernyataan pada Tsunami Risk Assesment dalam Trioyono dkk (2014) yang menyatakan bahwa posisi Indonesia terletak pada tiga lempeng membuat Indonesia kaya akan cadangan mineral sekaligus mempunyai dinamika geologis yang sangat dinamis yang berpotensi menimbulkan gempa bumi dan tsunami.
Gempa bumi, menurut BMKG, merupakan getaran yang disebabkan pelepasan energi dari dalam bumi akibat adanya pergerakan kerak Bumi (lempeng Bumi) dan terjadi di permukaan bumi yang menciptakan gelombang seismik. Selaras dengan BMKG, gempa bumi menurut Arief Mustofa Nur (2010) adalah getaran yang merambat di permukaan bumi akibat adanya patahan pada rekahan bumi yang bergeser dengan keras. Dapat disimpulkan dari kedua pendapat di atas, gempa bumi merupakan getaran permukaan bumi yang diakibatkan pergeseran pada lempeng bumi. Pergeseran lempeng ini akan menyebabkan pelepasan energi dan memicu terbentuknya gelombang seismik.
Selain diakibatkan oleh lepasnya energi dari dalam bumi, gempa bumi juga dapat disebabkan oleh meletusnya gunung berapi, longsor, dan lain -lain. Selaras dengan pernyataan diatas, Salahuddin Husein (2016) juga menjelaskan bahwa penyebab gempa bumi yang paling umum adalah gerakan tiba-tiba kerak bumi di sepanjang bidang patahan, adapun penyebab lainnya disebabkan oleh benturan meteorit, tanah longsor, letusan gunung berapi, dan ledakan bom.
Bencana gempa bumi dapat menyebabkan berbagai kerugian, mulai dari kerugian secara materiil dan juga korban jiwa. Kerusakan infrastruktur merupakan kerugian paling dasar akibat terjadinya gempa bumi. Kemudian, jatuhnya korban jiwa ketika gempa bumi biasanya disebabkan tertimpa reruntuhan bangunan. Gempa bumi juga dapat memicu terjadinya bencana susulan, seperti tsunami apabila gempa bumi terjadi di lautan dan menyebabkan longsor apabila gempa terjadi di dataran tinggi. Akibat lainnya setelah gempa bumi terjadi adalah terputusnya listrik dan sinyal telekomunikasi pada area bencana sehingga area terdampak akan terisolir dan pemberian bantuan dan penyampaian informasi akan sulit.
Terdapat beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kerugian atau bahaya akibat gempa bumi. Upaya mitigasi ini diperlukan agar dapat mengurangi dampak negatif dari gempa bumi. Jumlah kerugian yang diakibatkan oleh gempa bumi akan sangat bergantung pada kesiapan masyarakat dan pemerintah dalam mengupayakan langkah preventif dampak bencana.
Upaya mitigasi gempa bumi ini dapat dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.Â
Pertama, masyarakat harus mengetahui fasilitas daerah sekitar yang rentan terjadi gempa bumi, masyarakat harus mengetahui posisi terdekat dari jalur evakuasi, lapangan, titik kumpul bencana, tempat aman, dan sebagainya (Nur, 2010).Â
Kedua, adanya pembangunan sistem peringatan dini gempa bumi di daerah rawan gempa. Ketiga, melakukan penelitian dalam bidang kegempaan. Penelitian dapat difokuskan dalam menentukan lokasi yang memiliki potensi tinggi terjadinya gempa, sehingga masyarakat dapat diberikan pemahaman untuk tidak membangun infrastruktur pada daerah tersebut. Selain itu, pemerintah hendaknya membangun sarana evakuasi yang memadai untuk gempa bumi. Pembangunan seperti jalur evakuasi, telekomunikasi darurat, bangunan tempat berlindung, serta sarana dan prasarana yang cepat untuk masyarakat terdampak pada saat keadaan tanggap darurat.
Tindakan lain yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan pendidikan, pelatihan, dan penyadaran terhadap bencana gempa bumi pada masyarakat dan petugas penanggulangan bencana. Dengan adanya kegiatan tersebut dapat membangun kesiapsiagaan masyarakat dan petugas dalam melakukan mitigasi ketika gempa bumi benar - benar terjadi.Â
Melakukan latihan evakuasi bagi masyarakat sangat diperlukan untuk membiasakan masyarakat sehingga tidak terjadi kepanikan ketika gempa bumi terjadi (Diposaptono, 2011). Â Terakhir, masyarakat dapat menyiapkan tas darurat yang berisikan peralatan darurat. Alat yang harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum terjadinya gempa antara lain, kotak P3K, senter, radio, makanan, dan air yang diletakkan dalam tas. Sehingga, ketika alarm peringatan gempa berbunyi dapat memudahkan untuk melakukan evakuasi dengan cepat (Nur, 2010).
REFERENSI