Madrasah Aliyah Negeri 3 Bantul merupakan madrasah yang ditunjuk untuk melaksanakan penerapan Kurikulum Merdeka. Tahun Pelajaran 2023/2024 MAN 3 Bantul kurikulum Merdeka diterapkan pada kelas X dan XI. Salah satu penerapan Kurikulum Merdeka, MAN 3 Bantul melaksanakan pembelajaran dengan sistem projek yang dikenal dengan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila & Profil Pelajar Rahmatan Lil'alamin (P5-PPRA).
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning), yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila.
Adapun Profil Pelajar Rahmatanlil'alamin berfokus pada penanaman moderasi beragama yang dapat diimplementasikan melalui kegiatan yang terprogram dalam proses pembelajaran maupun pembiasaan dalam mendukung sikap moderat.
Dalam P5-PPRA untuk kelas X, MAN 3 Bantul mengangkat tiga tema, salah satunya Bangunlah Jiwa dan Raganya. Projek ini diimplementasikan dalam bentuk produksi film dengan mengangkat tema "Anti Bullying". Setiap kelas terbagi menjadi dua kelompok sehingga film yang terproduksi sejumlah 14 film. Film dalam projek ini diproduksi selama tiga bulan. Sebagai puncak panen karya projek ini, MAN 3 Bantuk menggelar Festival Film, Jumat (1/03/2024). Festival Film dilaksanakan di Ruang Aula mulai pukul 07.30 hingga 11.
Kepala MAN 3 Bantul, Drs. Syamsul Huda, M.Pd. dalam kesempatan pembukaan menjelaskan bahwa tema "Anti-Bullying" diangkat menjadi tema P5-P2RA ini berkorelasi dengan implementasi madrasah ramah anak yang bergulir MAN 3 Bantul.
"MAN 3 Bantul menjadi satu-satunya madrasah di DIY yang telah mendeklarasikan sebagai satuan pendidikan ramah anak. Projek film Anti-Bullying mendukung implementasi  satuan pendidikan ramah anak. Melalui karya-karya kreatif dari para siswa, diharapkan seluruh warga madrasah, khususnya anak-anak dapat menghindari perilaku bullying. Dengan demikian, anak-anak akan nyaman belajar di madrasah dan dapat mengembangkan potensinya dengan baik," ungkap Huda.
Film-film karya siswa kelas X diputarkan satu persatu. Racikan apik tim produksi film dinikmati oleh seluruh siswa. Karya film ini diapresiasi oleh seluruh siswa melalui formulir daring untuk menentukan aktor terbaik, aktris terbaik, dan film terfavorit. Selain itu, film juga dinilai oleh dewan juri dari guru MAN 3 Bantul.
Taajus Sabanta (X C) salah satu aktor dalam film mengungkapkan antusiasmenya dalam mengikuti P5-P2RA. Proses produksi film menurutnya memberikan banyak pengalaman. "Melalui projek produksi film ini kami belajar banyak hal, mulai dari kerja sama, peka terhadap lingkungan, saling menghargai dan menyangi, serta masih banyak lagi ilmu yang kami dapatkan. Semoga karya-karya siswa MAN 3 Bantul dapat memberikan inspirasi," ungkap Taajus. (sal)