Mohon tunggu...
Nur ismaHani
Nur ismaHani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa ilmu politik Universitas sains Al-Qur’an Jawa tengah di Wonosobo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peluang UMKM Indonesia dalam Peningkatan Kerja Sama Bilateral dengan Kerajaan Eswatini

26 Desember 2022   19:19 Diperbarui: 26 Desember 2022   19:37 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Akan tetapi masih ada beberapa hambatan dalam pengelolaan ekspor UMKM Indonesia antara lain adalah minimnya pengetahuan terkait legalitas, kurangnya modal usaha, minimnya pendampingan UMKM, tidak ada inovasi produk, kurang memahami pemasaran digital. Hal ini akan bisa diakali dengan adanya pembekalan dan pembelajaran terhadap UMKM yang siap untuk masuk ke pasar ekspor. Adanya pendampingan dari pemerintah diharapkan mampu mendongkrak UMKM tersebut sehingga dapat bersaing dalam kerjasama ekonomi dengan Kerajaan Eswatini dan negara lainnya. 

Jika kerjasama internasional merupakan sebuah kebijaksanaan yang peran utamanya adalah pemerintah. Masyarakat pun dapat ikut serta dalam kemajuan ekonomi di Indonesia ini, mulai dari perusahaan-perusahaan besar hingga toko-toko kecil pun dapat berpengaruh bagi perekonomian. UMKM adalah salah satu cara yang dilakukan agar setiap daerah di Indonesia dapat merasakan kesejahteraan yang merata. Setiap kebijakan terdapat dampak buruknya, alangkah baiknya kita menimalisir dampak yang buruk dengan memaksimalkan dampak yang baik.

Dalam UU Cipta Kerja, terdapat kebijakan untuk mendukung dan memfasilitasi ekspor produk UMKM, melalui pemberian Insentif Kepabeanan bagi UMK berorientasi ekspor agar memberikan kemudahan impor bahan baku dan bahan penolong industri, serta memfasilitasi ekspornya. Pelaku UKM juga didorong untuk memanfaatkan peluang kemitraan dengan usaha besar yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dan level usahanya.

Selain itu, terdapat program khusus pembiayaan ekspor bagi UKM berorientasi ekspor dengan alokasi sebesar Rp500 miliar, yang disalurkan oleh LPEI/Eximbank, dengan fasilitas suku bunga 6% dan agunan 30% dari nilai pinjaman.

Di samping itu, Pemerintah terus berupaya meningkatkan daya saing UMKM agar dapat menembus pasar global melalui dukungan insentif fiskal serta non fiskal, penyediaan fasilitas seperti ruang pamer, kegiatan pengembangan desain, pelayanan pelaku usaha, informasi peluang pasar, bimbingan teknis dan pendampingan, promosi dan pemasaran, serta pembiayaan, penjaminan dan asuransi ekspor.

Saat ini ekspor indonesia masih terkonsentrasi di 8 negara saja yaitu China, Amerika Serikat, Jepang, India, Malaysia, Singapura, Korea Selatan dan Taiwan. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki peluang besar untuk memperluas jangkauan ekspornya ke negara-negara non-tradisional. Sekarang tinggal bagaimana para pelaku usaha, termasuk para Wirausaha meningkatkan standar kualitas agar produk kita berdaya saing dan dapat menguasai pasar dalam perdagangan global. Selain itu, tentunya dukungan pemerintah, pemberian kemudahan dan perjanjian bisnis juga diperlukan untuk membuka potensi pasar ekspor baru.

Hal ini juga didukung dengan nilai perdagangan Indonesia dan Kerajaan Eswatini saat ini masih terbilang kecil, sebesar 3,2 juta dollar AS. Sedangkan investasi baru 3,4 miliar dollar AS per tahun 2021. Dapat dilihat hal tersebut akan membuka banyak peluang yang bisa di kembangkan oleh Indonesia. 

Adanya Sumber Daya Alam yang melimpah di Indonesia mendorong kerjasama tersebut terjalin, dengan adanya hasil-hasil tambang yang melimpah akan meningkatkan jumlah kapasitas ekspor hasil pertambangan Indonesia untuk pembangunan di Eswatini. Terkait dengan adanya pembangunan yang akan dilakukan oleh Eswatini sehingga berpengaruh pada kerjasama Infrastruktur dan Investasi, hal ini akan menambah penghasilan bagi Indonesia dan Eswatini sendiri. Dalam bidang kesehatan kerjasama yang dilakukan Indonesia dengan Eswatini salah satunya adalah dalam bidang kosmetik, hal tersebut sangat mendongkrak pemasaran antara dua belah pihak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun