Menjadi wanita karir dan ibu rumah tangga why not?
Wanita adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling Indah dan sejatinya wanita tidak dinilai dari profesinya melainkan bagaimana dia mampu menjadi versi terbaik bagi dirinya.
Salah satu opini yang pernah dilontarkan oleh seorang figur ternama di Indonesia yang sudah tidak asing lagi dan tentunya juga dikenal oleh masyarakat luas, baik dari Sabang sampai ke Merauke dialah sosok Dian Sastrowardoyo yang juga merupakan salah satu aktris Indonesia ternama yang namanya sudah populer di khalayak ramai dan tentu sudah tidak asing lagi terdengar di telinga serta tidak jarang pula sering tampil di layar kaca, “Entah akan berkarir maupun menjadi ibu rumah tangga seseorang haruslah berpendidikan tinggi karena ia akan menjadi seorang ibu”.
Berkaitan dengan itu seorang Ratu Rania dari Yordania juga pernah menyatakan bahwa mendidik perempuan sama halnya dengan mempersiapkan masa depan.
Berdasarkan kedua pernyataan tersebut tentunya menjadikan pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk menunjang kelangsungan hidup manusia terlebih untuk seorang wanita baik yang bergelar sebagai ibu maupun yang akan bergelar menjadi seorang ibu.
Banyak pro dan kontra terhadap peran wanita yang memilih menjadi ibu rumah tangga maupun ketika seorang wanita yang menjadi wanita karir.
Tentunya kedua pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang mulia tergantung dari niat masing-masing individu sebab apapun pilihan kita maka akan kembali pula kepada diri kita masing-masing, seperti kata pepatah apapun yang kita tanam maka itulah yang akan kita tuai, segala amalan akan dinilai berdasarkan niatnya dan segala yang dilakukan tidak akan luput dari hisab sang Khalik kelak.
Sekali lagi luruskan niat diam di rumah maupun bekerja di luar rumah tidak lain dan tidak bukan semata-mata senantiasa hanya untuk mencari ridho Ilahi.
Terlahir menjadi sosok seorang wanita bukanlah perihal yang mudah, tidak sedikit masyarakat yang memberikan argumennya tentang wanita, ada yang bernilai positif dan ada pula yang negatif bahkan sering kali wanita juga dijadikan sebagai bahan obrolan bahkan memunculkan cibiran ketika memiliki peran sebagai wanita karir, dan banyak pula yang menjudge bahwa wanita yang memilih peran menjadi ibu rumah tangga dengan bergelut sebagai istri dan ibu selama 24 jam mengurus rumah karena tidak ada pilihan lain dan minim pendidikan, sedangkan wanita yang memilih menjadi wanita karir sering dianggap tidak peduli terhadap keluarga baik terhadap suami terlebih kepada anak.
Opini inilah yang sebaiknya harus ditepis dan semestinya kita luruskan dalam kacamata masyarakat, sudah semestinya opini tersebut dikubur dalam-dalam dan harus dihilangkan agar sesama wanita dapat terus saling menjaga perasaan dan tidak menyakiti antara satu dengan yang lain.
Menjadi ibu rumah tangga ataupun wanita karir adalah pilihan bagi setiap wanita tergantung setiap kemampuan yang dimiliki, namun untuk menjadi cerdas dan bermanfaat di masyarakat terlebih dalam keluarga tentunya sudah keharusan bagi seorang wanita.