Tentunya untuk terlepas dari keadaan tersebut warga Wonodri melakukan sebuah ide kreatif dalam memperbaiki sistem perekonomian yaitu salah satunya dengan melakukan urban farming, ada beberapa kelompok tani yang telah menerapkan sistem urban farming yaitu kelompok tani Kebun Makmur di Kelurahan Wonodri RW 12. Kegiatan ini sudah di rintis sejak tahun 2018 ketika Kampung Tematik Sirih di resmikan, namun Kelompok Tani ini baru resmi melakukan urban farming pada bulan Februari 2020.
Sampai bulan November 2020 ini, kelompok tani Kebun Makmur ini sudah memiliki banyak produk seperti budidaya tanaman hortikultura dengan media tanam tanah maupun hidroponik. Selain itu juga terdapat ternak lele dan produk pupuk kompos baik cair maupun padat. Hasil panen dari urban farming Kebun Makmur ini kemudian di distribusikan di sekitar Kelurahan Wonodri dan sebagian untuk dikonsumsi tiap-tiap keluarga dikarenakan Kebun Makmur ini merupakan usaha milik bersama warga Kelurahan Wonodri RW 12. Keuntungan ganda dapat diperoleh melalui aktivitas urban farming, termasuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan lingkungan, meningkatkan keamanan pangan, memperluas kesempatan ekonomi, perbaikan sosial, efisiensi energi dan meningkatkan ketersediaan dan kualitas pangan.
Selain itu kegiatan urban farming ini juga bisa berebentuk penjualan hasil usaha berupa bibit atau benih. Bahkan bila urban farming dapat berkembang dengan baik maka akan berkembang pula usaha penjualan sarana produksi pertanian lainnya, seperti media tanam siap pakai, pupuk organik, wadah tanaman, alat-alat berkebun, dan lain sebagainya. Dari aspek inilah terlihat bahwa kegiatan urban farming berpotensi membuka lebih banyak lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran dan masalah ekonomi berupa krisis ketahanan pangan.
Dilihat dari segi peluang bisnis, bisnis urban farming juga sudah dilirik bebagai kalangan ditandai dengan banyaknya jumlah masyarakat vegetarian. Konon sebagian besar masyarakat perkotaan membutuhkan pasokan bahan pangan dari aneka sumber, baik nabati maupun hewani sepanjang waktu. Sementara ini pasokan bahan pangan yang berkualitas untuk masyarakat perkotaan masih sering mengalami kendala, baik karena faktor alam maupun transportasi. Dari aspek ini jelaslah bahwa produk-produk urban farming berpotensi relatif mudah mendapatkan konsumennya. Keragaman kemampuan ekonomi masyarakat perkotaan juga memberikan peluang bagi pelaku urban farming untuk mencari pangsa pasarnya.
Dari penjabaran itulah kehadiran urban farming banyak menawarkan solusi efektif yang beguna untuk mengatasi masalah, baik dalam sektor ekonomi, sosial, maupun masalah lingkungan pada saat pandemi Covid 19 ini. Semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya urban farming, akan semakin banyak pula lapangan pekerjaan yang tercipta, dengan begitu angka pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi akibat pandemi akan teratasi dan berkurang. Semoga kondisi pandemi Covid 19 akan cepat berlalu dan keadaan kembali membaik, sehingga kita semua bisa beraktivitas seperti biasa tanpa dihantui terpaparnya virus yang dapat merenggut nyawa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI