Kontributor Rizki Ananda,Â
Mahasiswa KKN RDR Kelompok 67 UIN Walisongo Semarang
Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak Maret 2020, hampir mematikan seluruh sektor dalam kehidupan, terutama yang paling terdampak yaitu pada sektor ekonomi, dimana banyak timbul krisis ekonomi dan jumlah pengangguran makin meningkat khususnya di Kota Semarang. Dikutip dari media Merdeka.com menyatakan bahwa sebanyak 14.410 tenaga kerja menganggur karena terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan dirumahkan dari perusahaan yang terpaksa tutup akibat pandemi Covid-19.
Hal tersebut tentunya menimbulkan masalah ekonomi yang pelik, masyarakat banyak kehilangan penghasilan dan lahan pekerjaan makin berkurang, masalah yang paling serius lagi yaitu terancamnya ketahanan pangan akibat masyarakat tidak punya cukup penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Dalam upaya mengatasi masalah tersebut tentunya masyarakat tidak hanya tinggal diam menunggu bantuan dari pemerintah, salah satu upaya yang dilakukan masyarakat kota dalam mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan Urban Farming.
Urban Farming merupakan konsep memindahkan pertanian yang mulanya secara konvensional, dimana media tanamnya membutuhkan lahan yang luas dipindah ke pertanian perkotaan yang memiliki lahan yang cenderung sempit. Urban Farming merupakan kegiatan menanam dan menumbuhkan tanaman di area padat penduduk yang tujuanya untuk dikonsumsi pribadi maupun untuk didistribusikan pada orang-orang yang berada disekitar area tersebut.
Secara lebih luas lagi menurut Bareja (2010) urban farming atau urban agriculture adalah membudidayakan tanaman dan/atau memelihara hewan ternak di dalam dan disekitar wilayah kota besar/metropolitan atau kota kecil untuk memperoleh bahan pangan/ kebutuhan lain dan tambahan finansial, termasuk di dalamnya pemrosesan hasil panen, pemasaran, dan distribusi produk hasil kegiatan tersebut.
Dulu bertani selalu diidentikkan dengan menanam tanaman di lahan yang luas, akibat membengkaknya populasi manusia yang menyebabkan lahan semakin sempit dan tanah semakin mahal sehingga berkurangnya lahan untuk bertani, hal ini mengakibatkan suplai pangan semakin sedikit. Lahan perkotaan yang cenderung sempit dan populasi makin meningkat menimbulkan masalah lingkungan, ekonomi dan sosial seperti pencemaran lingkungan akibat banyaknya populasi dan dari sampah hasil pembuangan.
Ketika laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat tetapi tidak disertai dengan laju produksi bahan pangan, tentunya akan mengakibatkan krisis ekonomi berupa kekurangan pangan dalam masyarakat tersebut. Maka dari itu para petani melakukan inovasi dengan memanfaatkan lahan yang sempit untuk bisa terus memberikan makan dunia. Pentingnya urban farming bagi masyarakat kota menjadi meningkat, ketika krisis ekonomi yang mengakibatkan terancamnya keamanan pangan. Â Â
Sejak adanya pandemi Covid 19 ini baik pemerintah maupun masyarakat banyak mengembangkan sistem pertanian perkotaan, khususnya di kota Semarang, Dinas Pertanian dan Perternakan (Dispertan) Kota Semarang mengembangkan 22 urban farming sebagai upaya menjaga ketahanan pangan. Selain itu Pemkot Semarang mendukung kegiatan ini dengan memberikan benih tumbuhan untuk disemai dan bibit lele yang tersebar di sembilan Kecamatan di Semarang.
Kehadiran urban farming di wilayah perkotaan maupun daerah sekitar perkotaan memberikan nilai positif bukan hanya dalam pemenuhan kebutuhan pangan tetapi juga terdapat nilai-nilai praktis yang dapat berdampak bagi keberlanjutan ekologi maupun ekonomi wilayah perkotaan. Hal ini merupakan langkah nyata untuk memperbaiki keadaan ekonomi berupa ketahanan pangan di era pandemi seperti sekarang ini.
Salah satu kecamatan di Semarang yaitu Kecamatan Semarang Selatan dan tepatnya di Kelurahan Wonodri, dimana banyak warganya yang bermata pencaharian sebagai buruh pabrik dan pedagang, banyak warga yang terkena dampak pandemi Covid 19, terutama masalah ekonomi dari mulai adanya pembatasan kegiatan masyarakat yang berakibat pada matinya sektor perdagangan, PHK pada buruh-buruh pabrik yang mengakibatkan pengangguran dan masih banyak masalah ekonomi dan sosial yang menimpa masyarakat.