Mohon tunggu...
Nur Alam Ali
Nur Alam Ali Mohon Tunggu... Editor - Literasi atau Mati Informasi

Hiduplah seperti orang hidup

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sajak Cinta Anak Surau - Part 1

25 Maret 2020   09:00 Diperbarui: 29 November 2020   06:51 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel : Sajak Cinta Anak Surau

Hujan

Biasanya sehabis Sholat Magrib Hery pasti langsung bergegas ke rumah Santi untuk berangkat mengaji bersama, tapi kali ini suasana tidak mendukung hujan dari sore sampai sekarang belum redah, hati Hery sangat gelisah berharap-harap cemas semoga hujan berhenti. 

Tapi entah kenapa Hery merasa kalo tetesan hujan yang jatuh di genteng rumahnya seperti meledek dirinya yang sedang dilanda kerinduan ingin bertemu pujaan hatinya (karena kadang hujan berhenti tapi beberapa menit kemudian hujan turun lagi) dalam hati Hery Berkata-kata.

 Wahai hujan kapan kau akan berhenti apakah kau tidak tahu betapa resah dan gelisanya  diriku menunggu pujaan hatiku, tolong kali ini saja berhenti hujan..!!! biarkan diriku menemui kekasihku.

Tapi ternyata hujan tidak pedulih dengan apa yang dirasankan Hery, berharap hujan akan berhenti justru malah sebaliknya hujan semakin deras,  karna putus asa dengan keadaan malam ini tanpa disadari ternyata Hery ketiduran karena kelelahan menunggu hujan yang tidak mau kompromi dengan dirinya, saat Hery terbangun dari tidurnya ternyata hujan sudah berhenti tapi jam menunjukan pukul 21 : 30 WIB. Hery kebingungan mau berangkat ngaji apa tidak ya? 

karna sepengetahuan dia kalo udah jam segitu ya orang-orang pasti sudah pada pulang apa lagi hujan kaya gini, setelah melewati diskusi panjang dengan dirinya sendiri akhirnya Hery memutuskan untuk berangkat mengaji walaupun dia tahu kalo malam ini tidak akan mungkin bisa bertemu dengan pujaan hatinya.

Dengan semangat para pejuang kemerdekaan yang membarah-barah di dalam dadanya jarak bukan menjadi halangan untuk menuntut ilmu, karna jarak dari rumah Hery ke tempat dia mengaji lumayan jauh yaitu sekitar 1 KM apalagi sehabis hujan jalanan pasti becek, tapi Hery tetap semangat karna masih ingat kata-kata pujaan hatinya (Santy) kalo dia hanya mau menikah dengan pria yang paham Ilmu agama.

Setelah sampai di Majlis Ta’lim tempat dia mengaji, betapa terkaget-kagetnya Hery melihat pujaan hatinya sedang membaca Al Qur’an, tanpa instruksi dari Hery jantung dan denyut nadinya berdetak dan berdenyut dengan begitu kencangnya,  dalam hati Hery berkata ternyata jodoh itu tidak akan kemana.

Tiba-tiba hujan turun lagi dan listrik pun padam, dari jauh terlihat malaikat yang begitu cantik dengan membawa lilin sambil memanggil namanya Hery... Hery... ternyata itu adalah pujaan hatinya Santi;

Santi : Hery kamu dipanggil Abah, disuruh kumpul

Hery : iya nanti saya kesitu (dengan hati berbunga-bunga)

Santi : jangan pakai lama ( sambil tersenyum )

Hery : iya

Bersambung..........

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun