Mohon tunggu...
Nur amaliaapriyani
Nur amaliaapriyani Mohon Tunggu... Penulis - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kritik Film "Imperfect"

10 Maret 2021   20:42 Diperbarui: 10 Maret 2021   21:19 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Film Imperfect ini di rilis di bioskop pada tahun 2019 yang disutradarai oleh Ernest Prakasa, film ini diadaptasi dari novel. Film ini menceritakan tentang seorang gadis yang memiliki berat badan lebih besar pada umumnya. Ia selalu merasa insecure karena melihat adiknya dan ibu-nya sendiri memiliki tubuh yang diidamkan para wanita pada umumnya.

Imperfect mengisahkan cerita tentang Rara (diperankan Jessica Mila) yang terlahir dengan gen gemuk dan kulit sawo matang, warisan sang ayah. Sementara, adiknya Lulu (Yasmin Napper) mengikuti gen ibu mereka Debby (Karina Suwandi) yang merupakan mantan peragawati tahun 1990-an.

Rara bekerja sebagai manajer riset di sebuah perusahaan kosmetik. Meski mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari lingkungan sekitar, tapi ia mencintai pekerjaannya. Untung ada Dika (Reza Rahadian), kekasih yang mencintai Rara apa adanya
Kehidupan kantornya semakin membuat ia tertekan, bahkan bosnya sendiri meminta ia untuk merubah penampilannya jika ingin dinaikkan jabatanya.Rara mencoba untuk mampu bertahan dengan segala cibiran dan omongan dari orang-orang disekitarnya.

Beruntugnya, Rara memiliki seorang kekasih yang sangat mencintainya. Dika mencintai Rara apa adanya tanpa memandang bagaimana fisik yang Rara miliki.Dika ditampilkan sebagai sosok laki-laki ganteng yang mencintai perempuan dengan segala kekurangannya.

Imperfect benar-benar sukses dalam menyajikan permasalahan kompleks tentang body shaming yang hampir dirasakan oleh semua orang. Perpaduan antara drama keluarga dengan jokes-jokes receh serta totalitas pemain dalam mengambil peran berhasil membuat emosi kita naik turun. Selain itu, film ini juga mengingatkan kita bahwa insekuritas dapat dirasakan sekalipun oleh mereka yang kita nilai cantik, ganteng, dan bahkan terkenal.

Setelah sukses dengan Milly & Mamet, Ernest Prakasa kali ini kembali menggarap film akhir tahunnya yang juga nggak kalah booming. Bercerita tentang kehidupan seorang perempuan bernama Rara yang diperankan oleh Jessica Mila, Ernest berhasil memanfaatkan problematik kompleks tentang body shaming yang dirasakan oleh hampir semua orang saat ini.Salah satu effort Jessica Mila yang wajib diberi penghargaan sebesar-besarnya adalah bagaimana totalitas dirinya dalam mengubah penampilan jadi berbeda. 

Nggak hanya itu, cara dia berkomunikasi dengan lawan mainnya mulai dari tengah film hingga bagian akhir pun sukses mengaduk-aduk emosi saya.

Kemunculan para komika yang berada dalam satu frame menurut saya juga ide yang cemerlang. Penonton diajak menikmati jokes-jokes secara bersamaan tanpa harus loncat dari satu frame ke frame lainnya. Apalagi mereka juga berperan sesuai dengan sifat aslinya dalam kehidupan sehari-hari.

Ernest pun dengan pandainya menunjukkan siapa sebenarnya pihak terbesar yang ternyata berpotensi untuk membuat kita semua merasa insecure sepanjang hidup kita. Bagian-bagian kecil pun banyak yang digambarkan dengan sebegitu detail. Namun, tetap saja dari 'pengamat film' amatiran seperti saya ini, Imperfect tetap masih ada kekurangannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun