Mohon tunggu...
Nur Khopipasiregar
Nur Khopipasiregar Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

nur khopipa siregar berasal dari sumatera utara. hobby membaca dan memasak,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Tingkat Pengangguran dan Kemiskinan

12 Desember 2023   21:13 Diperbarui: 12 Desember 2023   22:18 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indikator keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang dapat dijadikan tolak ukur Secara makroekonomi adalah pertumbuhan ekonomi. Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dari tingkat pertumbuhan ekonominya. Dengan kata lain, pertumbuhanPerekonomian adalah suatu proses perubahan kondisi perekonomian  suatu negara secara keseluruhan keberlanjutan menuju kondisi yang lebih baik yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk jangka waktu tertentu. Pembangunan ekonomi adalah proses multidimensi melibatkan perubahan besar dalam struktur dan sikap sosial masyarakat dan institusi nasional, serta akselerasi pertumbuhan ekonomi, pengurangan dan penghapusan kesenjangan kemiskinan absolut. Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan berkelanjutan adalah syarat utama yang diperlukan untuk kesinambungan pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan.

Permasalahan terkait ketenagakerjaan sangat penting angka pengangguran masih tinggi, kesempatan kerja formal terbatas, dan kualitas serta produktivitas sumber daya manusia yang rendah. Pengangguran atau jobless adalah sebutan untuk angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, sedang menunggu proyek kerja berikutnya, atau seseorang sedang berusaha mencari pekerjaan yang layak. Penganggur tinggi dapat menurunkan tingkat kesejahteraan dan kesejahteraan dalam masyarakat. Jika tingkat  rendahnya tingkat pengangguran dan pertumbuhan ekonomi meningkat dan sebaliknya.

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara  mengalami fluktuasi, terlihat bahwa selama 6 tahun terakhir ini pertumbuhan ekonomi sumatera utara sangat berfluktuatif. Di tahun 2017 hingga 2019 perekonomian sumatera utara terlihat meningkat dari tahun-tahun sebelumnya. Akan tetapi sumatera utara mengalami down yang sangat jauh yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 yaitu senilai -1,07%. Akan tetapi Sumatera Utara dalam masa pemulihan perekonomian yang lebih baik dari tahun 2020, yaitu terlihat pada 2021 pertumbuhan ekonomi meningkat senilai 2,61%, dan pada 2022 kembali meningkat senilai 4,73%.

Pengangguran dari tahun 2017-2019 relatif menurun dan terlihat berfluktuatif. Pada tiga tahun terakhir tingkat pengangguran menurun dibarengi dengan tingkat pertumbuhan ekonomi juga meningkat. Akan tetapi disaat pandemi melanda perekonomian Sumatera Utara menurun senilai -1,07% dan dibarengi dengan tingkat pengangguran yang menaik senilai 6,93% dan sangat befluktuatif di tahun 2021-2022 tingkat pengangguran mulai menurun.

Berdasarkan hasil analisis data di atas, dapat dilihat bahwa variabel tingkat pengangguran memiliki nilai signifikansi 0,0026 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,01. Hal ini menunjukkan variabel tingkat pengangguran berpengaruh negatif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara, artinya, apabila tingkat pengangguran terbuka meningkat sebesar 1 persen maka pertumbuhan ekonomi pada 33 Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara akan turun sebesar -0,01 persen. Teori Keynes menjelaskan bahwa tingginya angka pengangguran dapat menurunkan pendapatan negara akibat pajak dan daya beli masyarakat. Pengangguran dapat mengakibatkan hilangnya pendapatan, menurunkan tingkat belanja konsumen dan berdampak pada pendapatan asli daerah. 

Berdasarkan hasil analisis data, dapat dilihat bahwa variabel tingkat kemiskinan memiliki nilai signifikansi 0,0039 < 0,05 dengan nilai koefisien regresi sebesar -0,20. Nilai koefisian sebesar -0,20 artinya, apabila jumlah penduduk miskin meningkat 1 persen maka pertumbuhan ekonomi pada 33 Kabupaten/Kota Di Sumatera Utara turun sebesar -0,20 persen. Teori lingkaran setan kemiskinan dalam Keterbelakangan, kurangnya modal, dan ketidaksempurnaan pasar menyebabkan rendahnya produktivitas. Produktivitas yang rendah berarti pendapatan yang rendah, yang berarti lebih sedikit tabungan dan investasi. Jumlah investasi yang lebih rendah dapat mengurangi pembentukan modal. Hal ini dapat menyebabkan rendahnya pertumbuhan ekonomi, dan kemiskinan dapat menghambat laju proses percepatan pertumbuhan ekonomi. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun