Mohon tunggu...
Nur AlimAlMujahidin
Nur AlimAlMujahidin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi Agama di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Saya memiliki hobi menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Iklim dan Overkonsumsi

11 Oktober 2024   17:18 Diperbarui: 11 Oktober 2024   18:09 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini, perubahan iklim menjadi salah satu isu sosial yang paling mendesak di seluruh dunia. Dampaknya meliputi peningkatan suhu permukaan laut, kekeringan, dan badai besar, yang semuanya terkait erat dengan aktivitas manusia. Isu ini menuntut perhatian global karena jika tidak diatasi, beberapa wilayah di Bumi mungkin tidak lagi layak huni dalam beberapa dekade mendatang. Dalam beberapa tahun terakhir, peningkatan emisi gas rumah kaca menjadi perhatian utama, dan solusi utama adalah beralih ke energi terbarukan dan mengurangi konsumsi berlebihan.

Selain itu, overkonsumsi juga menjadi masalah besar. Hanya 20% populasi dunia yang bertanggung jawab atas konsumsi 80% sumber daya alam, dengan 500 juta orang terkaya menyumbang setengah dari emisi gas rumah kaca. Hal ini menunjukkan ketidaksetaraan yang parah dalam penggunaan sumber daya alam, di mana sebagian besar populasi dunia tidak mendapat manfaat yang sama, namun ikut terdampak oleh perubahan iklim yang dihasilkan oleh sebagian kecil populasi yang konsumtif.

Di sisi lain, tren media sosial yang juga ramai dibicarakan adalah "Underconsumption Core" di Tik Tok, yang mengangkat tema berlawanan dengan konsumsi berlebihan. Tren ini menunjukkan orang-orang yang mengurangi konsumsi dengan memperbaiki dan menggunakan ulang barang-barang, menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan.

Melalui kombinasi kesadaran akan krisis iklim dan tren yang mendorong pengurangan konsumsi, masyarakat semakin sadar bahwa perubahan gaya hidup diperlukan untuk mengatasi masalah ini. Namun, masih dibutuhkan langkah konkret dari pemerintah dan sektor industri untuk menciptakan kebijakan yang mendukung keberlanjutan jangka panjang.

Artikel ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang krisis yang kita hadapi serta menginspirasi tindakan nyata dari individu dan komunitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun