Mohon tunggu...
Nur TyaswatiH
Nur TyaswatiH Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Learner

Belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Aksi Balap Liar Remaja Meresahkan Masyarakat

26 Oktober 2021   23:53 Diperbarui: 27 Oktober 2021   00:21 1603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Melakukan kegiatan yang kita sukai itu memang diperbolehkan asalkan hal tersebut tidak membawa kerugian bagi diri – sendiri apalagi orang lain. Berbicara mengenai kesukaan, mungkin balap motor menjadi salah satunya. Balapan motor telah menjadi kegiatan yang diminati oleh banyak orang, apalagi di kalangan remaja. 

Balapan liar merupakan aksi kebut – kebutan dalam mengendarai kendaraan sepeda motor yang tujuannya beradu kecepatan. Balapan motor yang benar seharusnya dilakukan di tempat atau lintasan resmi. Saat ini telah banyak bermunculan geng motor remaja yang melakukan aksi balapan motor di Indonesia. 

Terjadinya balapan motor di kalangan remaja ini mungkin karena terinspirasi dari tontonan balapan seperti MOTOGP atau mungkin karena keinginan jadi pembalap.  Namun, dalam hal ini yang menjadi minusnya adalah cara mereka melakukan balapan tersebut. Mereka melakukan balapan motor tersebut secara liar tanpa menggunakan lintasan resmi, tetapi mereka melakukannya di jalan raya.

Tentunya aksi  tersebut sangat bisa dianggap meresahkan dan membahayakan keselamatan. Bahkan keselamatan mereka pun. Ditakutkan banyak korban jiwa yang ditimbulkan dari aksi balap liar. Belum lagi, aksi balapan liar yang dilakukan oleh remaja ini biasanya diikuti dengan tindakan kriminal seperti tawuran yang semakin menimbulkan keresahan di masayarakat. 

Selain itu, suara knalpot motor yang dimodifikasi oleh mereka supaya terlihat keren itu pun menimbulkan suara bising yang sangat mengganggu. Parahnya lagi, remaja yang melakukan aksi balap liar ini masih di bawah umur serta belum mempunyai SIM sendiri. Bahkan kendaraan yang mereka modifikasi untuk balapan liar ini bukan miliknya dan mungkin surat – suratnya juga tidak jelas.

Timbulnya aksi balapan liar yang menjadi masalah sosial ini bisa terjadi karena adanya kesenjangan antara keinginan mereka dengan realita. Para remaja ini mungkin memiliki keinginan untuk menjadi pembalap, akan tetapi fasilitasnya  tidak ada. Akhirnya, mereka pun nekat melakukan aksi tersebut tanpa sarana dan alat pengaman yang mendukung demi bisa menyalurkan hobi mereka. 

Meskipun lebih banyak dampak negatif yang ditimbulkan, aksi balapan liar ini masih terus terjadi. Mengingat dampak yang ditimbulkan bisa lebih fatal, sebaiknya polisi sebagai pengayom masyarakat dapat menindak tegas si pelaku, misalnya dengan melakukan razia. Cara tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya bahaya dari aksi tersebut.

Referensi berita : kompas.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun