Mohon tunggu...
Nur Asfiyah
Nur Asfiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ibu Rumah Tangga

Saya seorang Istri yang akan selalu menemanimu disaat susah dan senang. love u more my husband

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dahsyatnya Birrul Walidain

21 Maret 2024   15:52 Diperbarui: 21 Maret 2024   16:03 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Assalamu'alaikum teman teman semuanya....
Alhamdulillah, setelah lama sekali off kini bisa coret-coret lagi bersamaku.

Kali ini saya akan membahas begitu dahsyatnya birrul walidain. Apa sich birrul walidain itu?. Birrul walidain terdiri dari dua suku kata yaitu al-Birr yang artinya baik akhlaknya dan al-Walidain artinya kedua orang. Singkatnya, definisi birrul walidain adalah kewajiban bagi anak untuk menunjukkan akhlak yang mulia kepada orang tua, seperti menuruti perintahnya selama masih dalam ranah baik dan tidak menyimpang, kemudian tidak menyia-nyiakan keberadaannya, serta mendoakan mereka.

Dalam suatu hadist disebutkan bahwa: "Ridha Allah tergantung ridha orang tuanya dan murka Allah tergantung murka orang tuanya".(HR Turmudzi dan Ibnu Hibban). Dari hadist tersebut kita tahu bahwa ridha orang tua itu sangat besar pengaruhnya terhadap hidup kita.

Disini saya akan bercerita sedikit pengalaman pribadi yang saya alami baru-baru ini, bukan maksud untuk pamer namun saya hanya memotifasi kakak-kakak semuanya.

Berawal dari setelah pernikahan adek kandung saya. Saat itu kedua ortu saya ada sedikit uang sisa dari modal pernikahan sibontot dan dititipkan di saya (kebetulan saya seorang karyawan dari lembaga keuangan syariah yang ternama di kota pati).

Waktu itu suami saya bilang "Uangnya Ibu buat daftarke umroh saja, nanti untuk kekurangane Bapak kita carikan sama-sama." Saya tanya "Terus kita kapan Bah?" ( anak-anak manggil Abah, jadi saya ya manut, hehehe..) Suami jawabnya singkat "InsyaAllah, berdo'a saja".

Saya manut sama suami, akhirnya Bapak sama Ibu di daftarkan umroh. Alhamdulillah setelah beberapa bulan ( satu atau dua bulanan lah, lupa saya) nama suami keluar sebagai calon tamu Allah (di lembaga kami jika sudah bekerja lebih dari 10tahun di berangkatkan umroh geratis).

Rasanya campur aduk antara senang dan juga pikiran mengenai biaya (walaupun suami geratis saya tetep bayar, hehehe..). Gak mungkin juga umrohnya Bapak dan Ibu tak batalkan karena mereka sudah tak kasih tahu, akhirnya saya bilang sama Ibu "Bu, InsyaAllah jenengan (kamu) berangkat bulan desember (2023) dan Alhamdulillah Abahnya juga dapat panggilan untuk umroh bulan februari (2024)". Ibu kaget tapi juga seneng, saat itu Ibu bilang "Alhamdulillah,,lha kuwe opo duwe duwet nduk?" ( Alhamdulillah,, apa kamu punya uang nak?), saya hanya jawab "Belum Bu, pangestune nanti jenengan (kamu) disana do'akan anakmu ya Bu"
Singkat cerita akhirnya kami semua telah seleaai melakukan umroh. Pelajaran yang saya ambil dari cerita saya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun