Kabupaten Jember merupakan sebuah kabupaten kecil yang berada di Jawa Timur. Nama Kabupaten Jember sendiri sudah dikenal sebagai kabupaten yang memiliki tanah subur.Â
Bahkan, sejak zaman penjajahan, tanah di Kabupaten Jember sudah dimanfaatkan untuk perkebunan tembakau. Yang mengejutkan lagi, hasil panen perkebunan tersebut bahkan diekspor hingga ke luar negeri.
Karena kesuburan tanah di Jember ini, banyak penduduk yang memanfaatkan kesuburannya dengan bermata pencaharian sebagai petani.Â
Adapun tanaman pertanian yang ditanam juga beragam, dari tanaman serealia seperti padi, tanaman kacang-kacangan seperti edamame dan kacang panjang, tanaman sayuran seperti jagung dan sawi, tanaman buah-buahan seperti buah naga dan jeruk, serta masih banyak yang lainnya.
Meskipun tanah yang ada di Jember termasuk sangat subur dan bisa ditanami segala jenis tanaman, namun petani di sini masih menghadapi beberapa masalah.Â
Seperti contohnya yang terjadi di daerah Rowotengah, Kecamatan Sumberbaru, Jember. Dimana dalam beberapa musim panen belakangan, padi yang ditanam mengalami kegagalan panen akibat serangan hama dan penyakit. Menurut penuturan beberapa penduduk di sana, padi yang ditanam seperti terkena serangan virus Covid-19.Â
Hal ini bukan karena apa, namun dikarenakan hama akan menyerang satu daerah sehingga menyebabkan petani gagal panen. Lalu pada musim panen selanjutnya, hama tersebut akan sembuh namun akan berpindah dan menyerang daerah lainnya.Â
Hal ini terus menerus terjadi dan menyebabkan padi yang ditanam tidak mau tumbuh. Tetapi, hama ini hanya menyerang padi jenis tertentu, seperti misalnya jenis Inpari 32.
Tidak hanya padi, hama jenis baru ini turut membuat panen jagung para petani di Rowotengah juga gagal dikarenakan hama yang sama. Namun, kegagalan panen yang terjadi pada tanaman jagung ini tidak separah yang dialami oleh tanaman padi tadi.
Hama baru ini tentu saja merugikan para petani. Bahkan, petani harus membongkar sawahnya dan menanam ulang dengan tujuan agar hama tidak lagi menyerang tanaman mereka. Namun, langkah ini tidak seratus persen berhasil karena petani hanya dapat memanen sedikit padi. Akibatnya, petani pun rugi besar dan susah balik modal.
Berbagai solusi pun dilakukan, seperti misalnya ada penyuluhan dari beberapa mahasiswa lewat PPL atau Program Pengalaman Lapangan. Mahasiswa pertanian membantu para petani di daerah tersebut untuk diberikan pengetahuan terkait hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman pertanian.Â