b) Hukum-hukum yang memerlukan penelitian dan ijtihad. Masalah-masalah dalam kategori ini sangat banyak sekali. Seperti masalah hukum menyentuh perempuan ajnabi apakah batal wudu'nya. Sebab masalah ini memang ada dalilnya dari al qur'an, tetapi dalilnya masih perlu diteliti untuk diketahui apakah hukum yang boleh dikeluarkan darinya.
Dalam penelitian dan kajian ini, sudah semestinya terjadi perselisian pendapat. Mazhab-mazhab dan perbedaan-perbedaan pendapat dikalangan ulama terjadi dalam masalah yang seumpama ini. Orang yang berusaha meneliti dalil, kemudian mengeluarkan hukum dari dalil berkenaan dinamakan sebagai mujtahid. Antara mereka adalah seperti imam Syafi'i, Malik. Hanbali, dll. Manakala mereka yang mengikuti atau memakai hukum yang dikeluarkan oleh mujtahid disebut orang yang bertaqlid.Â
Dalam masalah inilah yang dibenarkan bertaqlid. Kebanyak ulama ushul fiqh mengatakan bahwa mereka yang tidak berkeupayaan untuk berijtihad wajib mengikuti dan mengambil pendapat dari para mujtahid.Â
Taqlid yang diharamkan :
1. Bertaqlid kepada seseorang tanpa mengendahkan al quran dan sunnah.
2. Bertaqlid kepada seseorang yang tidak diketahui kemampuannya berijtihad.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H