Pembelajaran bahasa Inggris berbasis genre merupakan model pembelajaran yang efektif karena dengan model ini peserta didik diajak membangun pengetahuan berdasarkan pengalaman yang dimiliki.
Dalam konsep pembelajaran berbasis genre, siswa dapat melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki ke dalam kegiatan di kelas, misalnya ketika menulis teks mengenai kejadian pada masa lalu, mereka dapat megungkapkan gagasan melalui struktur yang benar dan tahapan yang tepat: yaitu orientasi, rangkaian kejadian penting, dan reorientasi.
Selain itu, siswa juga dapat mempelajari tata bahasa Inggris melalui kegiatan pengamatan tehadap ciri kebahasaan yang khas pada teks tertentu, terutama tense yang dominan digunakan, jenis proses dalam kalimat-kalimat dalam teks, dan penggunaan penanda wacana yang tepat.Â
Siswa dapat diajak berpikir kritis mengenai tujuan teks dan menjadikannya pertimbangan utama ketika memilih jenis teks yang paling tepat untuk mencapai tujuan komunikasi yang mereka targetkan.
Akan tetapi, aktivitas belajar-mengajar yang dilaksanakan untuk menciptakan kondisi ideal semacam ini bukan hal yang mudah diterapkan karena di kelas, guru menghadapi beragam tantangan. Kondisi semacam ini seringkali ditemui di banyak sekolah, termasuk di SMP Negeri 1 Polokarto.
Kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris dihadapkan pada kondisi lapangan yang masih belum mencerminkan keadaan ideal. Salah satunya yaitu motivasi belajar para siswa yang masih perlu peningkatan.
Banyak siswa SMP Negeri 1 Polokarto yang belum menjadikan pengetahuan dan keterampilan berbahasa Inggris sebagai prioritas. Bahkan, sejumlah siswa menilai bahwa bahasa Inggris kurang berkorelasi dengan aktivitas mereka sehari-hari.
Pandangan semacam ini menyebabkan aktivitas belajar-mengajar tidak dapat berlangsung secara efektif dan maksimal, dan hal ini tentu menambah berat tantangan yang harus dihadapi oleh para guru.
Terkait dengan konsep genre, konsep yang dibahas dalam kegiatan belajar-mengajar masih terbatas pada jenis teks yang termasuk dalam kategori genre mikro. Padahal, satu jenis genre mikro dapat digunakan untuk menghasilkan teks dengan genre yang lebih kompleks.
Berangkat dari berbagai permasalahan tersebut, tim dosen dari prodi Sastra Inggris dan Diploma 3 Bahasa Inggris, Universitas Sebelas Maret, terdorong untuk melakukan kegiatan pengabdian terkait pemantapan konsep genre dalam pengajaran bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Polokarto.Â
Sosialisasi mengenai konsep genre masih perlu dilakukan sebagai solusi atas keterbatasan frekuensi sosialiasi yang diterima sebelumnya oleh para guru. Pelatihan ini dikemas dalam bentuk workshop series dengan pemaparan materi, latihan, dan diskusi informasi tetapi mendalam.Â