Mohon tunggu...
Nur Arifiani Hikmahyanti
Nur Arifiani Hikmahyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Seorang mahasiswa semester 4 jurusan pendidikan ekonomi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan dahulu menjadi atlet tingkat provinsi badminton di sekolah karena berawal dari menyukai berbagai macam olahraga dan sekarang aktif berpastisipasi dalam organisasi yang dapat mengembangkan diri melalui kegiatan volunter dan organisasi hima kampus untuk meningkatkan peluang agar mendapatkan kesempatan yang diinginkan. Dapat dijelaskan melalui deskripsi diri, dan karakter. karakter: Berpikir kritis dan logis, Mandiri dan mampu melakukan banyak hal dengan kemampuan diri sendiri, Kreatif dan inovatif, Peduli dan empatik terhadap lingkungan sekitar. yang dibuat sesuai dengan tujuan, seperti tugas mata kuliah teori ekonomi makro dan mikro.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Beras Sebagai Pendorong Inflasi Di Kota Bogor 2023

16 September 2023   10:28 Diperbarui: 16 September 2023   10:33 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://shorturl.at/gLU12

Inflasi merupakan salah satu permasalahan ekonomi yang selalu menjadi perhatian serius, terutama bagi penduduk Kota Bogor pada tahun 2023. Kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat ini menghadapi tantangan inflasi yang signifikan, dan salah satu faktor yang turut berkontribusi adalah kenaikan harga beras. Artikel ini akan mengulas peran beras dalam memicu inflasi di Kota Bogor tahun ini, dengan fokus pada perkembangan terkini.

Permintaan yang Terus Meningkat

Salah satu faktor utama yang terus mendorong inflasi di Kota Bogor adalah permintaan yang terus meningkat terhadap beras. Sebagai makanan pokok bagi penduduk kota ini, permintaan beras selalu tinggi sepanjang tahun. Meningkatnya penduduk dan perubahan pola konsumsi juga berperan dalam pertumbuhan permintaan. Ketika permintaan melebihi penawaran, harga beras cenderung naik.

Ketergantungan pada Impor

Kota Bogor, seperti banyak kota besar di Indonesia, masih sangat bergantung pada impor beras. Sebagian besar beras yang dikonsumsi di kota ini harus diimpor dari luar daerah. Fluktuasi nilai tukar mata uang dan perkembangan perdagangan internasional dapat berdampak besar pada harga beras. Saat nilai rupiah melemah terhadap mata uang asing, harga beras impor menjadi lebih mahal, dan ini langsung memengaruhi inflasi di Kota Bogor.

Variabilitas Cuaca

Variabilitas cuaca juga memainkan peran penting dalam ketersediaan beras lokal. Banjir, kekeringan, atau musim hujan yang tidak teratur dapat mengganggu produksi beras di wilayah Bogor dan sekitarnya. Ini mengakibatkan berkurangnya pasokan beras lokal, yang pada gilirannya memicu kenaikan harga dan berdampak pada inflasi.

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah terkait subsidi beras dan pengaturan harga juga memiliki dampak signifikan pada inflasi di Kota Bogor. Keputusan untuk mengurangi subsidi atau menaikkan harga jual beras dari cadangan pemerintah dapat memicu kenaikan harga beras di pasar lokal.

Dampak Pandemi COVID-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun