Krisis pangan nampak dapat terjadi di dunia kala area pertanian tradisional diganti menjadi area perbetonan berbentuk bangunan modern yang bertujuan selain untuk pertanian. Di Indonesia terutama Yogyakarta contohnya, perlahan area pertanian berganti fungsi. Potensi pertanian semakin berkurang. Nampak masa depan pertanian semakin berkurang harapan baiknya. Sehingga perlu adanya solusi praktis untuk mencegah terjadinya hilangnya pertanian yang berujung pada krisis pangan. Hidroponik menjadi salah satu solusi pertanian di era modern perkotaan.
Hidroponik menjadikan bagian dari penanaman melalui sistem pertanian tanpa tanah. Sistem dengan air dan pealon yang dibentuk sedemikian rupa hingga pantas untuk di tanam berbagai sayuran hidroponik seperti sawi, brokoli, kangkung, bayam dan selada air. Sistem hidroponik ini di dalam ruangan ini telah dikembangkan lebih jauh di Jepang dan sampai di Indonesia. Melalui industri ataupun rumahan.
Penyebab krisis pangan selanjutnya terletak pada kesadaran kaum muda yang mulai berkurang terkait pertanian. Kaum muda lebih banyak yang memilih pekerjaan selain pertanian. Sehingga pertanian Indonesia dikerjakan para orang tua. Jika tidak ada penerus dalam pertanian ini maka kemungkinan besar krisis pangan dapat terjadi pada masa depan kala lahan pangan diganti menjadi beton dengan sisa lahan pertanian yang sedikit.
Bentuk penyelamatan Indonesia dari krisis pangan ini dapat dilakukan melalui sosialisasi pertanian yang dapat digunakan diluar tanah. Bahkan lahan kecil bisa difungsikan sebagai lahan pertanian. Hal ini menggunakan hidroponik. Kemudian juga dapat dengan menyadarkan kaum muda terkait pentingnya ilmu pertanian. Sehingga kapanpun itu dapat digunakan dalam masa krisis pangan. Selain itu juga perlu merawat jurusan pertanian yang ada di Perguruan Tinggi sebagai upaya penyelamatan pertanian di masa depan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI