Mohon tunggu...
NUR NGAFIFAH
NUR NGAFIFAH Mohon Tunggu... -

harus semangat

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver PIYE?

6 Desember 2011   06:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Anak yang kritis, kreatif, dan problrm solver adalah dambaan bagi Guru. Dengan begitu anak dapat belajar mandiri dan memecahkan masalah. Untuk menjadikan anak seperti itu tentu tidak mudah. Berikut beberapa cara menjadikan anak kritis, kreatif, dan problem solver.

Berfikir kritis itu bisa muncul karena selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi., kemampuan komunikasi, bahasa, dan rasa yang baik. Selain itu jugarasa percaya diri tinggi. Untuk mendorongnya agar berpikir kritis salah satu caranya dengan menghadapkan mereka pada topik-topik kontroversional karena debat dapat memotivasi siswa untuk meneliti sebuah topik secara mendalam dan menguji masalah-masalah, dan hendaknya Guru jangan dulu menyatakan pandangannya agar anak bebas berspekulasi.

Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan suatu pekerjaan atau hasil karya yang baru dan bermanfaat, dapat dilihat dari produk maupun proses. Ciri-cirinya: mampu merealisasikan ide (fluency), mampu menambah, mengemas atau menciptakan ide atau produk kreatif (elaboration), fleksibel, memiliki system dalam mengambil keputusan, idenya benar-benar berbeda, berani mengambil resiko, mampu menghasilkan ide yang sulit, imajinasi tinggi. Mendorongnya dengan mengembangkan ide sebanyak-banyaknya, mengembangkan ide berdasarkan ide orang lain, jangan memeberi kritik pada saat pengembangan ide, mengevaluasi ide-ide yang telah ada,dan menyimpulkan ide yang terbaik. Selain gen, kreativitas itu juga dipengaruhi oleh lingkungan dan pola asuh.

Dalam KBM idealnya tidak hanya focus pada mendapatkan pengetahuan tetapi juga penggunaannya dalam memecahkan masalah di bidangnya sehingga ada pengalaman yang didapat oleh siswa. Membentuk anak yang problem solver bukan perkara mudah karena tingkat belajar problem solver merupakan tingkat belajar tertinggi sehingga harus menguasai proses belajar fundamental lainnya. Upaya guru untuk mendorongnya dengan mengajukan berbagai permasalahan yang menarik, memberi petunjuk yang jelas, memberi kesempatan kepada siswa untuk berlatih merumuskan dan mencari alternative pemecahannya, memberi kesempatan untuk mencoba mengalami sendiri, memecahkan dan membuktikan. Semoga bermanfaat................

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun