Kau bilang kau mencintaiku Kau bilang kau memahamiku lebih dari aku memahami diriku sendiri Tapi kau telah tempatkan aku Pada suatu situasi aku harus memohonmu Bukankah kau sangat mengenalku Aku tidak pandai dan sulit memohon Kukabarkan padamu, “Aku hamil” Aku tidak bisa membesarkan bayi kita sendirian Sangat sulit bagiku dan baginya Dalam situasiku di masyarakatku yang sedemikian Kau sangat mengenalku Bahwa kaulah satu-satunya rumahku Aku tidak pernah dekat dengan lelaki lain Aku pikir kau akan bahagia dengan buah cinta kita Aku mengira kau akan memegang tanganku Menghiburku dan menguatkan diriku Kau akan mengatakan Jangan khawatir semuanya akan baik-baik saja Aku akan bersamamu Menghadapi kenyataan Namun kau terlihat kebingungan Kumengerti kemudian Dalam benakmu, hubunganmu dengan istri dan anak-anakmu Adalah suci karena kalian terikat sumpah, di depan Tuhanmu Mereka lebih berhak atas dirimu dari padaku Dan akhirnya kau hanya berkata “Aku akan bertanggung jawab” Aku terkesiap, tak mampu mengucap sepatah kata pun Ah .... Tak ada aku di hatimu dan pikiranmu, aku memutuskan. (Magelang, 11 Oktober 2013)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H