Mohon tunggu...
Nunut Pakpahan
Nunut Pakpahan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa Universitas Nasional, dan jurusan ilmu komunikasi pemokusan jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Jeka Saragih si Tendangan Maut dari Sumatera Utara

10 Desember 2023   22:00 Diperbarui: 10 Desember 2023   23:09 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Jakarta - Jeka Asparido Saragih, seorang petarung MMA asal Indonesia, yang lahir pada 3 Juli 1995 di Dusun Bah Pasussang, Sumatera Utara. Terkenal dengan sebutan "Si Tendangan Maut," Jeka dikenal karena menggunakan strategi tendangan kaki lawan secara konsisten dalam pertarungan-pertarungannya. Saat ini, ia berkompetisi di kelas Lightweight 70 kg, dengan catatan prestasi mencakup 11 kemenangan, 2 kekalahan, dan 0 seri. Tempat latihannya adalah sasana Satria Negara Fighting Camp.

Meskipun orang tua Jeka tidak mendukung keputusannya untuk menjadi seorang petarung, kecintaannya pada seni bela diri sejak kecil memotivasikannya untuk terus melangkah. Awalnya berlatih dan magang di sasana Batam Fighter Club (BFC), Jeka kemudian mendapatkan tawaran dari pemilik BFC, Yakob Sucipto, untuk tampil di acara One Pride TVOne. Tanpa ragu, Jeka menerima tawaran tersebut. Setelah melewati seleksi, ia masuk dalam kategori kelas A 70 kilogram dan melakukan debutnya pada tahun 2016.

Prestasinya semakin bersinar saat Jeka Saragih menjadi bagian dari Asian Games 2018 di Palembang, di mana ia dihormati sebagai atlet yang membawa obor Asian Games berkeliling di Sumatra Utara. Setelah mencapai tingkat kepopuleran dan meraih sejumlah kemenangan, Jeka Saragih diberi kesempatan untuk tampil di acara Road to UFC. Sebagai penggemar berat Conor McGregor, Jeka dengan yakin menerima tawaran tersebut tanpa ragu. Dari kelima petarung MMA asal Indonesia yang berkompetisi di octagon Road to UFC, hanya Jeka yang berhasil mencapai babak semifinal. Ia berhasil mengalahkan Pawan Maan Singh dengan pukulan berputar yang mengakibatkan lawannya jatuh dan mengalami KO. Pada babak semifinal, Jeka kembali meraih kemenangan atas Ki Won Bin dengan KO, sehingga berhak melangkah ke babak final untuk menghadapi Anshul Jubli dari India.

Namun sayangnya, dalam pertandingan final Road to UFCR, Jeka Saragih mengalami kekalahan dari Anshul Jubli. Atlet MMA asal India itu berhasil mengalahkan Jeka pada ronde kedua. Sejak awal pertandingan, Jubli banyak bermain di matras dengan mengandalkan strategi gulat. Di sisi lain, Jeka, yang dikenal sebagai "Si Tendangan Maut," mencoba melancarkan serangannya dengan banyak tendangan ke bagian bawah kaki Jubli. Sejak ronde pertama, Jeka terlihat kesulitan karena dihadapkan pada kelicikan taktikal Jubli, meskipun ia masih berhasil melepaskan diri dari beberapa kunci yang dijatuhkan oleh lawannya. Kemudian, pada ronde kedua, Jubli semakin aktif dalam melakukan takedown dan berhasil menindih Jeka.

Meskipun mengalami kekalahan di final Road to UFC, Jeka Saragih tetap berhasil mendapatkan kontrak dari UFC. Ia telah ditawari kontrak untuk mengikuti lima pertandingan di UFC. Keputusan ini diambil karena UFC melihat potensi besar dalam Jeka sebagai seorang atlet MMA yang berbakat. Keberhasilan Jeka dalam meraih kemenangan KO atas dua lawannya sebelum mencapai partai final menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan tersebut. Selain itu, pertimbangan lain yang diambil oleh UFC adalah potensi pasar MMA yang sangat menjanjikan di Indonesia, yang menjadi salah satu alasan mereka memberikan kontrak kepada "Si Tendangan Maut."

Selanjutnya Pada UFC Vegas 82, Jeka Saragih meraih kemenangan yang mengesankan dengan mengalahkan petarung asal Brasil, Lucas Alexander. Pada usianya yang kini mencapai 28 tahun, Jeka berhasil membuktikan kepada mereka yang meragukannya bahwa kemampuannya tidak boleh dianggap remeh, terutama jika dibandingkan dengan penampilannya dalam final Road to UFC. Meskipun Jeka memperoleh pelajaran berharga dalam menghadapi petarung yang memiliki postur lebih tinggi darinya, ia berhasil bertahan dan memanfaatkan kesalahan yang dilakukan oleh Alexander saat melepaskan tendangan ke tubuhnya. Dengan elegan, Jeka menyatakan bahwa kedatangannya ke UFC tidak hanya sebagai seorang peserta yang kalah, tetapi sebagai seseorang yang siap menghadapi tantangan. jeka mengatakan Saya harus mampu meraih kemenangan dalam empat pertandingan berikutnya di bawah kontrak pertama saya di UFC.  Ketika berhadapan dengan lawan - lawan saya, kami datang bukan dengan niat untuk kalah, melainkan untuk meraih gelar juara..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun