Huff... lebaran kali ini lagi-lagi kita dibuat bingung oleh perbedaan penentuan hari raya lebaran 1 Syawal 1432 H. Muhammadiyah menetapkan 1 Syawal 1432H jatuh pada hari Selasa, 30 Agustus 2011 sedangkan Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1432H jatuh pada hari Rabu, 31 Agustus 2011.
Tulisan kali ini saya tidak mau memperdebatkan atau membuat opini-opini tentang perbedaan tersebut. Pada tulisan ini, saya akan menceritakan tentang kebingungan seorang anak kecil tentang lebaran kali ini dan suasana demokrasi dalam sebuah keluarga. Anak kecil itu tak lain adalah tetangga dekat saya.
Gadis kecil itu bernama Nona, usianya baru 8 tahun. Nona seorang gadis kecil yang cerdas, jujur, aktif, polos, cerewet, dan kritis.
Ayah Nona akan berlebaran pada tanggal Selasa, 30 Agustus 2011. Sedangkan Ibunya masih menunggu pengumuman dari Pemerintah.
Pada malam tanggal 29 Agustus 2011, Nona turut menyaksikan sidang istbat Kementrian Agama di salah satu stasiun televisi. Para ulama, profesor, dan menteri masih membahas tentang 1 syawal, Nona sudah ngoceh-ngoceh duluan "Aduh... ini pemerintah lamanya menentukan lebaran, kenapa tidak disamakan dengan Muhammadiyah jadinya kompak".
Setelah pemerintah menetapkan Lebaran jatuh pada hari Rabu tanggal 31 Agustus 2011, si Nona lebih sewot lagi sambil ngomel-ngomel "Ededede.... kenapa lebarannya hari rabu, kenapa bukan besok lebarannya. Nona mau ikut yang mana ini, lebarannya papa atau lebarannya mama?"
Sang Ayah pun berkata "Kalau kamu mau, ikut Papa saja sholat Id besok"
Nona pun menjawab "Tidak mau, besok lebarannya ga rame"
Ibunya nyeletuk "Iya, ikut Mama saja lebarannya hari rabu. Mama ikut pemerintah saja, ikutan yang rame"
Nona pun menjawab "Tidak mau, kalau hari rabu lebarannya kelamaan"
Opie, kakaknya Nona ikut menimpali "Nona, pasti kamu sudah tidak sabar kan memakai baju baru. Kalau kamu mau pake baju baru, pake saja sekarang trus pergi ke jalan pamerin baju baru kamu".